<center><b><div class ="phishy">assalamu'alaikum wr.wb.</div></b></center>
## <div class ="pull-left"><center><div class ="phishy">ACTS OF KINDNESS : FRIDAY, OCT 22<sup>th</sup> 2021</div></div></center></div>
<p><div class ="pull-right"><div class ="text-justify">Selamat berjumpa kembali sobat di hari Jumat. Ikuti protokol kesehatan, tetap santuy dan jangan lupa sedekah.....!!!</div></div>
<hr>
<p><div class ="text-justify">Bulan yang lalu tepatnya tanggal 28 September 2021 di peringati sebagai hari rabies sedunia (World Rabies Day =WRD) yang merupakan sebuah event penting untuk meningkatkan kewaspadaan kita terhadap penyakit yang memiilki Case Fatality rate 100% (kematian 100%) yang dapat diartikan apabila rabies menyerang manusia atau hewan maka dapat dipastikan akan menyebabkan kematian terhadap korban tersebut.</div>
<p><div class ="text-justify">Untuk mereview apa itu rabies dapat saya gambarkan bahwa rabies adalah penyakit hewan menular akut pada susunan saraf pusat yang disebabkan oleh virus rabies yang dikeluarkan bersama air liur hewan yang terinfeksi dan disebarkan melalui luka gigitan atau jilatan serta dapat menular dari hewan ke manusia (bersifat zoonosis). Rabies ini merupakan salah satu penyakit yang menempati daftar urutan kedua setelah malaria. Pada tingkat regional Asia Tenggara menurut World Health Organization (WHO) tahun 2007 menyatakan bahwa rabies tetap pada prioritas kedua setelah penyakit Avian Influenza (flu burung).</div>
<p><div class ="text-justify">Semua hewan berdarah panas (hewan karnivora) adalah hewan yang rentan rabies, tetapi sumber penularan penyakit rabies 98 % berasal dari anjing dan 2 % dari kucing, monyet/kera dan hewan lainnya (musang, kelelawar, rubah, dan lain-lain). Sehingga dapat di garis bawahi bahwa penyakit ini dapat di bawa oleh hewan dengan sebutan HPR (Hewan pembawa Rabies) yang terdiri dari Anjing, Kucing dan kera.</div>
<p><div class ="text-justify">Rabies sendiri terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu :
1. Rabies Jinak (dumb rabies)
Pada Jenis rabies ini terjadi gejala kelumpuhan (paralisa), hewan tidak dapat mengunyah dan menelan, air liur menetes berlebihan (hipersalivasi), tidak ada keinginan menyerang/menggigit dan hewan akan mati dalam beberapa jam.
2. Rabies Ganas (Furious Rabies)
Pada jenis rabies ini hewan sangat agresif, tidak mengenal pemiliknya, menyerang orang, hewan dan benda yang bergerak lainnya, hewan mengalami kekakuan, ekor diantara kedua paha belakang dan bersifat ganas.
<p><div class ="text-justify">Pada manusia gejala rabies sering ditemukan sebagai berikut :</div>
* Rasa takut yang sangat pada air (hydrophobia)
* Peka terhadap cahaya, udara, dan suara (Fotophobia)
* Airmata dan air liur keluar berlebihan (hipersalivasi)
* Pupil mata membesar
* Bicara tidak karuan
* Selalu ingin bergerak
* Nampak kesakitan
* Kejang-kejang lalu lumpuh dan akhirnya meninggal dunia
<center></center>
<p><div class ="text-justify">Karena penyakit rabies sangat berbahaya maka perlu di lakukan tindakan pencegahan dan pengendalian dengan melakukan hal-hal sebagai berikut:</div>
* Tidak memberikan izin untuk memasukkan atau menurunkan anjing,kucing, kera dan hewan sebangsanya di daerah bebas rabies
* Memusnahkan anjing, kucing, kera atau hewan sebangsanya yang masuk tanpa izin ke daerah bebas rabies
* Dilarang melakukan vaksinasi atau memasukkan vaksin rabies kedaerah - daerah bebas rabies
* Melaksanakan vaksinasi terhadap setiap anjing, kucing dan kera, 70% populasi yang ada dalam jarak minimum 10 km disekitar lokasi kasus
* Pemberian tanda bukti atau pening terhadap setiap kera, anjing, kucing yang telah divaksinasi
* Mengurangi jumlah populasi anjing liar atan anjing tak bertuan dengan jalan pembunuhan dan pencegahan perkembangbiakan (eliminasi HPR)
* Anjing peliharaan, tidak boleh dibiarkan lepas berkeliaran dan harus didaftarkan ke kantor kepala desa/kelurahan atau petugas dinas Peternakan setempat
* Anjing harus diikat dengan rantai yang panjangnya tidak boleh lebih dari 2 meter.
* Anjing yang hendak dibawa keluar halaman harus diikat dengan rantai tidak lebih dari 2 meter dan moncongnya harus menggunakan berangus (beronsong)
* Menangkap dan melaksanakan observasi hewan tersangka menderita rabies, selama 10 sampai 14 hari, terhadap hewan yang mati selama observasi atau yang dibunuh, maka harus diambil spesimen untuk dikirimkan ke laboratorium terdekat untuk diagnosa
* Mengawasi dengan ketat lalu lintas anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya yang bertempat se halaman dengan hewan tersangka rabies
* Melaksanakan vaksinasi terhadap setiap anjing, kucing dan kera, 70% populasi yang ada dalam jarak minimum 10 km disekitar lokasi kasus
* Membakar dan menanam bangkai hewan yang mati karena rabies sekurang-kurangnya 1 meter
<center></center>
<center></center>
<p><div class ="text-justify">Apabila kita terkena gigitan Hewan Pembawa rabies (HPR) ada beberapa langkah yang harus kita lakukan sebagai tindakan/pertolongan pertama yaitu :</div>
* Mencuci luka gigitan dengan sabun atau dengan deterjen selama 10-15 menit dibawah air mengalir/diguyur
* Luka diberi antiseptic (alkohol 70%) atau yodium tincture atau lainnya
* Pergi secepatnya ke puskesmas atau dokter yang terdekat untuk mendapatkan pengobatan sementara sambil menunggu hasil observasi hewan
<center></center>
<p><div class ="text-justify">Pengobatan terhadap penduduk yang kena gigitan hewan tersangka atau menderita rabies seperti gambar berikut :</div>
<center></center>
<p><div class ="text-justify">Hambatan yang di temukan dalam kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit rabies selama ini adalah seperti gambar berikut :</div>
<center></center>
<p><div class ="text-justify">Khusus pada poin ke -5 yaitu KURANGNYA KOLABORASI LINTAS SEKTORAL, perlu di upayakan sinkronisasi dan kerjasama para stakeholder kesehatan hewan dan juga kesehatan dalam upaya bersama-sama melakukan pencegahan dan pemberantasan rabies dengan mengoptimalkan penganggaran dan kegiatan/program penanggulangan rabies dengan berbagai cara. Selama menjabat Kepala bidang kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat veteriner sejak tahun 2013 saya sudah melakukan kerjasama dengan Dinas Kesehatan dengan saling menukar informasi serta melakukan koordinasi baik secara person maupun kedinasan. Berbagai usaha telah kami lakukan seperti membuat rapat koordinasi dan lain-lain. Sejak tahun 2018 saya sudah menjadi Keynote Speaker pada acara Pertemuan Koordinasi Pencegahan Dan Pengendalian Rabies yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara. Pertemuan ini di lakukan dengan mengundang pengelola rabies di tiap kecamatan agar tercipta kesepahaman dan sinkronisasi kegiatan pencegahan rabies di tingkat kecamatan.</div>
<p><div class ="text-justify">Tahun 2021 ini kembali Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara mengadakan pertemuan koordinasi pencegahan dan pengendalian rabies yang dilaksanakan di Hotel Lido Graha Lhoksuemawe selama 2 (dua) hari dari tanggal 21-22 Oktober 2021 yang ikuti para pengelola rabies kecamatan di bawah Dinas kesehatan di tambah dengan para Kepala Puskeswan (Pusat Kesehatan Hewan) di bawah Dinas Perkebunan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Aceh Utara. Pertemuan ini merupakan wujud kolaborasi dua dinas yang merupakan stakeholder pencegahan rabies agar bisa melakukan program/kegiatan secara maksimal.</div>
<hr>
<hr>
<hr>
<center><code><div class ="phishy">kegiatan pertemuan koordinasi pencegahan dan pengendalian rabies</div></code></center>
<p><div class ="text-justify">Kegiatan ini harus terus di lakukan agar tercipta suatu kerjasama dalam hal penanganan rabies dan mengurangi resiko yang di terima masyarakat terutama terhadap korban gigitan Hewan pembawa rabies (HPR) karena sebagaimana kelaziman dan birokrasi dan pemerintahan sering adanya mutasi dari para pegawai sehingga pegawai yang dulunya mengelola kegiatan sudah pindah dan petugas yang baru sering belum memahami alur tugas serta hal-hal lain yang bisa mengakibatkan kerugian bagi masyarakat, seperti misalnya minggu yang lalu saya mendapat telefon dari seorang warga masyarakat kecamatan langkahan bernama bapak Widodo, dimana beliau memiliki seorang keluarga yang di gigit oleh anjing dan sudah berobat ke Rumah Sakit Cut Mutia Buket Rata dan pihak Rumah sakit menganjurkan bapak Widodo untuk menghubungi rabies Center Lhoksukon agar bisa mendapatkan VAKSIN RABIES untuk di suntikkan pada korban. Oleh staf di Rabies center di beritahukan pada bapak Widodo bahwa mereka tidak punya vaksin karena sekarang vaksin rabies sekarang sudah di ambil alih oleh Dinas yang membidangi Kesehatan Hewan sehingga bapak Widodo menghubungi saya untuk mendapat vaksin tersebut. </div>
<p><div class ="text-justify">Mendengar permintaan dan informasi bapak Widodo saya berkesimpulan telah terjadi kesalahfahaman dari para petugas Rabies center tentang alur serta tupoksi dalam pencegahan dan penanggulangan rabies karena seharusnya dua stakeholder ini melakukan tugasnya masing-masing sesuai aturan dimana kami sebagai stake holder kesehatan hewan hanya melakukan vaksinasi pada HPR (hewan pembawa rabies = Anjing, Kucing dan Kera) sedangkan Dinas Kesehatan melakukan vaksinasi pada Manusia (korban penggigitan) sehingga secara regulasi masing-masing dinas melakukan pengadaan vaksin rabies masing-masing dan berbeda jenis dan penggunaannya atau dengan kata lain vaksin rabies untuk hewan tidak bisa digunakan untuk memvaksin manusia karena perbedaan vaksinnya.</div>
<p><div class ="text-justify">Berkaca pada kasus diatas maka sangat perlu di lakukan kolaborasi antara dua stakeholder ini untuk mengurangi resiko bagi masyarakat yang di sebabkan oleh kurangnya kapasitas SDM petugas dan juga kerjasama antara petugas di lapangan baik di bidang kesehatan hewan maupun kesehatan manusia.</div>
<p><div class ="text-justify">Bagi yang membutuhkan informasi lebih lanjut tentang program rabies di Dinas Kesehatan bisa menghubungi kontak person sebagai berikut :</div>
Nama|Jabatan|handphone
-|-|-
Ibu Wilda|Pengelola Rabies Aceh Utara|085270984279
<center><center/>
<center></center>
<center></center>
<center></center>
<p><div class ="text-justify">Demikian informasi yang dapat saya sampaikan semoga bisa bermanfaat untuk kita semua khususnya untuk menjaga kemanan kita semua dari penyakit rabies yang bisa membahayakan nyawa manusia. . Terima kasih atas perhatiannya dan sudah mampir di blog saya. </div>
<center>Regards</center>
<center>@alee75</center>
### <center>[ABOUT ME](https://steemit.com/hive-172186/@alee75/achievement-1-by-alee75-introduce-myself)</center>
https://steemitimages.com/DQmTExCr2XkLNUiXoERBpRa5GHZEUmWqjC6i2i9oibvvBr2/image-proxy.gif
<center></center>