<div class="text-justify">
<center> https://cdn.steemitimages.com/DQmX14rB7ihSYdjBDCZPHgvo1bvYCH8pBLQFLCkaPA7H2Jg/diary%20banner-tr2.png </center>
Minggu, 4 April 2021.
Pagi ini aku terbangun seperti biasa, beberapa menit menjelang pukul 06.00. Aku perlu ke Jakarta pada hari ini. Kereta paling cepat ke sana biasanya adalah pada pukul 09.00. Dan aku perlu menempuh perjalanan dengan sepeda motor ke stasiun Kereta Api sekitar empat puluh menit. Oke, aku tidak terlalu buru-buru.
Pukul 07.15 aku sudah selesai mandi. Cuaca cerah. Baguslah. Sarapan seperti biasa, segelas susu rendah kalori dan beberapa keping roti kering. Pukul 07.50 menit aku sudah berada di jalan menuju stasiun Citeras. Sampai di sana pukul 08.35 menit. Lalu aku menitipkan sepeda motor pada sebuah jasa penitipan. Harga penitipan sepeda motor di sini adalah sebesar tiga ribu rupiah jika tidak “menginap” (melampaui pukul 12.00 malam), dan jika “menginap”, maka satu malam adalah sebesar lima ribu rupiah. Lumayan murah lah.
<center>https://cdn.steemitimages.com/DQmVQr3y5gRjU5PXuzYeQ8LzTNLpVo3rD2qCeCUtYuBH6JX/01a.jpg <center><sup>Stasiun Citeras.</sup></center></center>
Pukul 09.31 Kereta api bertolak dari stasiun ini. Penumpang masih lengang. Tapi hanya butuh melewati beberapa stasiun saja ke depan, akan sulit menemukan tempat duduk. Butuh sekitar satu jam setengah untuk sampai di stasiun Tanah Abang. Pukul 11.13 aku sudah menemukan diriku sedang mengambil foto-foto di jembatan penyeberangan orang di dalam stasiun Tanah Abang. Ramai sekali, seperti biasanya di stasiun ini.
<center>https://cdn.steemitimages.com/DQmRCjLkbYL4z1rXYzFKDLZSB6cgGmaprNqBjvHPuKJn17V/02.jpg <center><sup>Stasiun Tanah Abang.</sup></center></center>
Meskipun ini belum saatnya makan siang, tetapi aku memutuskan untuk menjamu selera dahulu. Aku akhirnya menyantap baso urat di sebuah gerobak baso urat yang berada di depan pintu utama stasiun Tanah Abang. Aku menikmati suasana ini: aku yang menikmati semangkuk baso dan di sekitarku dunia terus berpacu dengan segala cerita. Orang-orang yang lalu lalang dengan tujuannya masing-masing, suka dan duka masing-masing. Seporsi baso urat di sini adalah seharga lima belas ribu rupiah.
<center> https://cdn.steemitimages.com/DQmafRaauABpzQawGrakHJXdDHtQJq1ZTDbbFKibzeg5Rkz/02a.jpg <center><sup>Aku suka Baso.</sup></center></center>
Aku menumpang angkot. Ongkos yang perlu kubayar untuk mengantarkan aku ke tempat yang kutuju hanya sebesar empat ribu rupiah saja. Memang tidak jauh. Hanya butuh waktu sekitar sepuluh menit, aku telah tiba. Thamrin City adalah sebuah pusat perbelanjaan batik dan busana muslim. Pusat perbelanjaan ini cukup populer dan terletak di Jalan K.H. Mas Mansyur, Kelurahan Kebun Melati, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Thamrin City buka sampai pukul 18.00 setiap hari.
<center>https://cdn.steemitimages.com/DQmeT9xWFzFbQpGvBCxvYmKAqngeZSPwabSDAEyMtWauN72/03.jpg <center><sup>Angkot No 03.</sup></center></center>
<center> https://cdn.steemitimages.com/DQmXTEz9Nk5PTZrp14TSprww9x7qkNfQUj7pquz56U1jzmP/04.jpg <center><sup>Gedung yang dituju ada di sana.</sup></center></center>
Aku masuk ke dalam gedung dan melihat-lihat koleksi batik-batik dari sebuah toko. Harganya bervariasi dari yang paling murah seratus ribu rupiah sampai yang harga mencapai jutaan rupiah. Tentu saja itu semua tergantung kualitas bahan dan pengerjaannya. Aku menawarkan kepada teman-temanku, tetapi mereka menolak ini. Saat ini mereka cenderung menginginkan busana wanita muslimah. Okay, aku meninggalkan toko batik dan bertanya arah ke pusat busana muslim. Seseorang menunjukkan jalan.
<center> https://cdn.steemitimages.com/DQmeqgz9sDkVKMA8LTtiHjjXT9oBguhwEv96Z3rN8PurytV/05.jpg <center><sup>Batik-batik yang cantik-cantik.</sup></center></center>
Dalam perjalanan aku singgah di sebuah toko busana wanita. Di sini aku melakukan panggilan video dengan temanku dan dia memesan sebanyak satu kodi pakaian rumahan wanita dengan berbagai motif. Dan juga beberapa helai pakaian untuk bepergian. Aku juga membelikan untuk ibuku dan saudara-saudariku dan anak-anak mereka masing-masing satu lembar pakaian. Aku mungkin tidak akan mengirimkan mereka pakaian lagi menjelang lebaran nanti.
<center> https://cdn.steemitimages.com/DQmdsGANJTPHgWZmWDbccsZso7mq2xxkQDTsLDddhipTmru/06.jpg <center><sup>Di toko busana wanita.</sup></center></center>
Selepas dari situ aku menuju lantai lima dengan membawa barang-barang yang telah kubeli tadi, bayangkan beratnya, tetapi aku memang harus menuju lantai lima sebab aku perlu mencari jilbab dan di sanalah pusat grosir jilbab. Pukul 13.49 aku sudah sampai di lantai lima dan berkeliling melihat-lihat jilbab sambil melakukan panggilan video agar temanku di Aceh sana tahu barang apa yang akan dia terima. Perlu berkeliling beberapa lama sampai kami menemukan apa yang temanku mau. Di sini aku membeli empat kodi jilbab kurung dan sebanyak tiga kodi jilbab kotak.
<center> https://cdn.steemitimages.com/DQmbHoMUmDyRSQfbc8ZeVryGp6c558MsPokSj7HyUzUqoUM/07.jpg <center><sup>Pusat Kerudung di lantai 5.</sup></center></center>
Itu sungguh barang yang banyak. Dan aku akhirnya menyerahkan urusan pengiriman kepada pemilik toko tempat aku membeli jilbab. Mereka menyetujui untuk mengirimkan barangku ke Aceh pada alamat yang kuberikan keesokan harinya, “Hari ini expedisi tutup.” Iya, kan hari Minggu. Setelah menyelesaikan segala urusan kami, aku pun meninggalkan gedung pusat perbelanjaan busana itu.
Pukul 16.43 aku sudah di dalam angkot yang akan mengantarkanku kembali ke Stasiun Tanah Abang. Ongkos ke sana sama, empat ribu rupiah juga. Stasiun Tanah Abang masih seramai tadi, semakin ramai bahkan. Kereta yang akan mengantarkanku kembali ke Stasiun Citeras tiba pada pukul 17.13. Tidak ada tempat duduk. Kalaupun ada, tentu harus direlakan kepada penumpang perempuan. Kadang aku heran, apa hubungannya sikap jantan dengan menyerahkan tempat duduk kepada perempuan? Atau ketika seorang perempuan datang untuk bergabung di meja makan, atau berdiri untuk meninggalkan meja makan, makan seorang lelaki perlu berdiri. Entahlah, tapi meskipun aku tidak bisa melogikakan hal itu atau membantahnya dengan logika, aku tetap merasa melakukan hal-hal itu mungkin terlihat “manis”.
<center> https://cdn.steemitimages.com/DQmcLhQcZThbjk5LsWPQB7wu5xZPyZ8gi5cd5wqB8RnQd1w/08.jpg <center><sup>Angkot lagi.</sup></center></center>
Pukul 19.01, kereta tiba di Stasiun Citeras. Aku perlu mengambil sepeda motor dan menunggang selama empat puluh menit untuk sampai di rumah tetapi perutku juga sudah minta di isi. Aku pikir, aku akan berhenti di warung makan dalam perjalanan pulang nanti.
<center> https://cdn.steemitimages.com/DQmdtCLQzP4JdKjzYn2a5xsncXExnJNgXgSVAXTWPXbcq2o/09.jpg <center><sup>Sampai kembali di Stasiun Citeras.</sup></center></center>
<hr>
Sekian diary-ku untuk hari Minggu 4 April 2021.
<center> [My Intoductory Post](https://steemit.com/hive-172186/@aneukpineung78/2021-05-introductory-post) | [Artikel Perkenalan Saya](https://steemit.com/hive-172186/@aneukpineung78/2021-05-introductory-post). </center>
<center>https://cdn.steemitimages.com/DQmWe8qBsmGeZ6L1MeaWaP55HbnRUex6kHFy4XBijmvXfsa/Plagiarism%20Free2%20ina.png</center>
<center> https://cdn.steemitimages.com/DQmTDM3AvQsYoXgeS7pyJVsj3UXnsmEww8fpGecAS4PraVp/steem%20witness-.png </center>
<center> @steemchiller | @justyy | @inwi | @puncakbukit | @exnihilo.witness </center>
### Terimakasih Telah Singgah. STEEM ON!
<center>https://cdn.steemitimages.com/DQmUyUvRsMrKJtAzmzQxmbKJ9x5s2jDf1KKiN133WQ1Ssjr/pembatas4bendera-.gif</center>
<center>https://cdn.steemitimages.com/DQme5pR8SBhhuB5DY5EbiYHU9dCHRYGfMW7Nw1DfcdU1b7U/footer2021.gif<center>Thanks for stopping by. </center></center>
<center>https://cdn.steemitimages.com/DQmatqLg7jLqYbfsmEEiRHgiQK4sUQXLvYpWMS1UoYLKmYU/pembatasap3.gif</center>
</div>