<div class="text-justify">
<div class="pull-left">
</div>
*<b>Catatan:
10% pembayaran dari postingan ini akan di terima oleh akun @steem.amal</b>*
Saat aku baru bangun tidur, terlihat di handphone ada beberapa notifikasi yang masuk lewat aplikasi WhatsApp, sebuah pesan dari Deddy kawan lama ku muncul di salah satu notifikasi tersebut. Dia mengabari saya saat ini sudah di dalam pesawat terbang di bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten dan sebentar lagi akan take off menuju ke bandara Iskandar Muda, Aceh.
Nalar ku langsung bermain di pikiran ada apa tiba-tiba dia ke Aceh, karena saat ini dia berdomisili di Jakarta. Aku yakin dia memiliki agenda penting ke Aceh, tapi kenapa menghubungi ku? Karena dia tahu bahwa aku tinggal di sebuah desa yang sangat jauh dari Kota Banda Aceh. Butuh waktu hampir 4 jam untuk aku tiba ke Kota Banda Aceh, dan aku tidak mungkin dengan mendadak seperti ini menuju ke sana.
Tapi saat aku masih bingung dengan kedatangannya ke Aceh, tiba-tiba masuk lagi notifikasi pesan darinya yang mengabarkan bahwa dia nantinya akan menuju ke Kota Sigli, katanya dia perlu menjumpai kliennya mewakili perusahaan tempatnya bekerja. Dan dia meminta saya untuk menemaninya selama dia di Sigli. Saya langsung membalas pesannya sambil mengamini permintaannya. Aku langsung memperkirakan dia akan tiba di Kota Sigli sekitar jam 12 siang.
Tidak lama kemudian saya sudah bersiap menuju ke masjid untuk menunaikan shalat Subuh berjamaah, dan sekitar pukul 06.30 aku sudah kembali ke rumah setelah mendengarkan kajian agama Islam di masjid setelah pelaksanaan shalat Subuh.
*Rute yang ku lalui saat berjalan kaki di pagi ini di sekitar [Meunasah Raya, Pidie Jaya](https://w3w.co/vindicates.district.patron)*
Jam 06.45 pagi, saya kembali keluar dari rumah, tujuannya untuk berolahraga dengan berjalan kaki mengelilingi pedesaan. Seperti biasanya, rute yang saya tempuh masih melewati jalan yang berbatasan dengan persawahan yang baru saja di tanam. Nampak asri sepanjang perjalanan kaki. Saya berjalan kaki hampir satu jam dan sekitarnya jam 7.30 sudah kembali ke rumah.
Setelah sarapan, aku langsung mandi dan pamit untuk menuju ke Kota Sigli, aku lupa mengabari kepada istri ku sehingga dia terbengong-bengong saat aku mengabarinya hendak ke Kota Sigli di hari libur seperti ini. Tapi setelah ku jelaskan akhirnya dia baru mengerti.
*Dalam perjalanan ke Kota Sigli, foto tersebut saat memasuki [Kota Beureunuen](https://w3w.co/unbelievable.hearty.patched)*
Sekitar jam 9 pagi aku sudah dalam perjalanan ke Kota Sigli, aku ke Kota Sigli datang lebih cepat karena harus hampir di rumah kawanku di Kota Beureunuen. Sekitar jam 10 aku sudah tiba di rumah kawan ku, setelah menyelesaikan beberapa urusan dengannya aku kembali melanjutkan perjalanan ke Kota Sigli yang jaraknya hanya sekitar 15 menit perjalanan lagi.
Jam 11 lewat saya sudah tiba di Rumah Sakit Teungku Chik Ditiro, ku hubungi Deddy temanku untuk menanyakan dia sudah sampai di mana. Dari seberang sana dia mengabarkan bahwa sudah tiba di sekitar Laweung, sekitar 30 menit lagi dia sudah tiba di Kota Sigli. Aku menunggu di kantin rumah sakit sambil menikmati secangkir kopi.
Sekitar jam 12, Deddy menghubungi ku mengabari dia sudah tiba di Kota Sigli, aku langsung mengarahkannya untuk menuju ke Rumah Sakit Teungku Chik Ditiro Sigli. Hanya sekitar 10 menit kemudian dia sudah tiba di rumah sakit. Ternyata dia membawa dua temannya yaitu Alam dan Nozy. Setelah berbincang-bincang dengan mereka akhirnya aku baru tahu bahwa teman ku Deddy sudah bekerja di Perusahaan Fuji Film, sebuah perusahaan dari Jepang yang bergerak di bidang penyediaan peralatan medis dan kesehatan.
Dia mewakili perusahaannya melakukan presentasi di Rumah Sakit Mufid tentang beberapa peralatan medis yang akan di beli oleh rumah sakit tersebut. Alam dan Nozy (gadis cantik dari kota Medan) merupakan perwakilan Fuji Film di Aceh. Sekitar jam 2 siang mereka sudah selesai melakukan presentasi di rumah sakit tersebut, kemudian saya mengajak mereka untuk ngopi sambil membahas beberapa hal di sana.
Tapi Deddy meminta saya untuk membawanya ke sebuah warung Mie Aceh, dia ingin menikmati mie kepiting (Mie Aceh yang di masak dan di campur dengan kepiting). Dia masih ingat memori tiga tahun silam saat pertama kali menginjakkan kaki di Kota Sigli, saat itu aku mengajaknya menikmati kuliner di Kota Sigli dengan salah satunya adalah makan mie kepiting tersebut.
Karena ini masih siang, saya kesulitan mencari warung Mie Aceh yang menyediakan kepiting di Kota Sigli, sehingga saya berinisiatif menghubungkan salah satu teman saya Hardi yang baru saja pulang kerja dari Rumah Sakit Teungku Chik Ditiro Sigli untuk mencari kepiting ke daerah Simpang Tiga, Pidie. Di sana banyak penampung (makelar) kepiting yang merupakan daerah pesisir.
Tidak lama kemudian Hardi datang dengan membawa 3 kilogram kepiting. Ada sekitar 6 kepiting besar yang dibawanya. Kemudian saya membawa mereka dan juga mengajak Hardi menuju ke warung Mie Aceh "Mie Arang Aan" yang terletak di kompleks terminal lama Kota Sigli.
*Aku bersama teman-teman ku saat menikmati Mie Aceh di [kompleks terminal lama Kota Sigli](https://w3w.co/checklist.unspecified.miniskirt)*
Setelah dibersihkan, kepiting-kepiting tersebut telah siap untuk di masak dengan mie Aceh oleh sang koki. Tapi tiba-tiba Deddy meminta izin kepada sang koki untuk mengaduk mie dan kepiting tersebut yang masih berada di atas perapian sambil berfoto ria. Saya juga tidak lupa mengabadikan aksinya tersebut dengan kamera smartphone.
*Temanku Deddy saat berpose menjadi koki di warung ["Mie Arang Aan"](https://w3w.co/checklist.unspecified.miniskirt) yang berada di Kompleks terminal lama Kota Sigli*
Setelah menikmati mie kepiting, saya membawa mereka berkeliling Kota Sigli, sebuah kota kecil yang terletak tidak jauh dari garis pantai. Saya menjadi pemandu bagi mereka untuk memperkenalkan beberapa tempat di sekitar kota Sigli. Setelah puas berkeliling, akhirnya kami kembali lagi ke Rumah Sakit Teungku Chik Ditiro Sigli, disana akhirnya kami berpisah, Deddy dan teman-temannya kembali ke Kota Banda Aceh.
*Mie Aceh yang dimasak dan di campur dengan kepiting*
Saya juga kembali melaju ke arah timur untuk kembali ke Pidie Jaya tempat tinggal ku saat ini. Butuh waktu sekitar satu jam untuk tiba di rumah. Dan tiba di rumah sudah menjelang matahari terbenam, setelah mandi, saya menuju ke masjid untuk menunaikan shalat Maghrib.
Hanya sekitar 20 menit saya di masjid, setelah selesai menunaikan shalat Maghrib, saya kembali ke rumah dan melanjutkan aktivitas di dalam rumah. Sampai menjelang tidur aktivitas saya hanya di dalam rumah.
Terima kasih kepada @steemcurator01 dan @steemcurator02 yang selalu mendukung kami dan juga steemian lainnya di seluruh dunia. Salam hangat dari kami semua.
<b>*Post ini di atur power up 100%*</b>
<b><p><div class="text-center">
[About me](https://steemit.com/hive-122035/@anroja/this-is-me-for-the-diary-game)
</div></p></b>