Sedikit pandangan Lingi Mengenai 4 Novel Sastra Arafat Nur by arafatnur

View this thread on steempeak.com
· @arafatnur ·
$1.11
Sedikit pandangan Lingi Mengenai 4 Novel Sastra Arafat Nur
Oleh: pidar lingi

Lampuki adalah sebuah novel mengenai konflik Aceh yang berkepanjangan antara GAM dengan Jakarta; tentara pemerintah. Lampuki adalah sebuah nama kampung di Lamlhok yang terletak diantara dua buah bukit yang menyerupai selangkangan wanita.
![04.jpg](https://ipfs.busy.org/ipfs/QmaH4td7XLRmUx3sZYJS3iq4YDvi3eN2idnKRRKV5mMxmK)

 
Mengenai tentang seorang guru ngaji yang berceracau dan seorang GAM yang bernama Ahmadi, pria berkumis lebat dan berwajh garang, ketakutan sekalian manusia. Ada sebuah sub-judul yang membuat saya tak sanggup menahan gelak, yakni: Tinggal Sebatang Rokok Lagi, sebuah metafora atau durasi dari harga kemerdekaan Aceh. Semisal bom atom yang diluncurkan dari pesawat sekutu ke Hiroshima dan Nagasaki, yang pada akhirnya membuat membuat kekaisaran Jepang bertukuk lutut dan akhirnya merdekalah Indonesia. Peristiwa memalukan Jepang ini oleh Haruki Murakami ditulis amat jenaka dalam Kafka On The Shore; setelah sekutu menjatuhkan bom atom, kaisar Jepang yang katanya keturunan dewa, terpaksa menanggalkan jubahnya dengan celana pendek dan ikut lari pagi ala bos pendiri pabrik rokok Malrboro yang akhirnya meninggal gara-gara serangan jantung. Membaca novel ini, membuat saya teringat akan novel-novel Amiin Maaulof(penulis Libanon) atau Jorge Luis Borges(penulis Argentina). Ada satu sisi yang jarang diketahui oleh orang awam, bahwasanya Hasan Tiro di masa remajanya pernah menjadi paskibra merah putih dan pemberontakanny berselang beberapa saat setelah beliau gagal memenangkan proyek tender pembangunan semasa rezim Soeharto.

 ![02.jpg](https://ipfs.busy.org/ipfs/QmcUAm3qLFBAVeNAwcXyXrCMk5SzQzUaGfxc69Agt3m9Dt)

Sementara novel Burung Terbang di Kelam Malam bersetting Aceh paska perang, sesudah perjanjian damai anatara GAM dengan RI di Helsinsky, Finlandia. Seorang wartawan mencoba menyelidiki sisi gelap para pejabat di Lamlhok dengan cara menemui istri-istri simpanan sang pejabat dan anehnya ia terlibat hubungan ganjil dengan istri-istri pejabat yang kesepian itu. Filosofi dalam novel ini amat bijak dan bagus, namun kisahnya menggambarkan sekelumit hubungan yang liar, padahal tidak demikian. Membaca novel ini, mengingatkan saya pada novel Orhan Pamuk(Turki) dan Haruki Murakami(Jepang). Novel ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.

![01.jpg](https://ipfs.busy.org/ipfs/QmUQEju8X5U5LxwdM3cpAHq37qgtV4tsiukpePVpYv3vJp)

Berikutnya adalah novel Tempat Paling Sunyi. Mengenai seorang novelis yang kurang beruntung, ribut dengan istrinya lalu terlibat hubungan asmara dengan perempuan lain. Setingnya adalah saat Aceh masih konflik. Ketika membaca novel ini. Lagi-lagi saya teringat novel Orhan Pamuk. Saya sudah membaca semua karya Orhan Pamuk yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kecuali novel Black Book yang terbit tahun lalu di Bentang Pustaka. Novel Orhan yang ini amat tebal, sebagaimana biasanya ia menulis amat detil dan sabar, humornya amat halus.

 ![03.jpg](https://ipfs.busy.org/ipfs/QmTkeeACTtQMihQ28dj732cqM9pUsR3sVcrUWyPWoE5mb8)

Dan yang terakhir adalah Surga Tanah Merah. Haramzadah betul, konflik Aceh belum juga reda paska perang, dulu Aceh berperang dengan Jakarta, kini Aceh berperang dengan sesamanya dalam bentuk demokrasi dan partai politik lokal. Sebuah negeri yang baru saja mengalami perang berkepanjangan, jika diperkenalkan demokrasi dan partai, maka sama saja seperti memberi bunga matahari kepada monyet. Setingnya tahun 2014, puncak perselisihan antara Partai Merah dengan Partai Jingga, kerusakan moral yang parah, kemiskinan, nasip anggota GAM yang terabaikan dan ladang ganja. Saat membaca novel ini, mengingatkan saya pada novel Ignazio(Italia) dan Moo Yaa(Tiongkok). Ada sebuah kalimat yang sangat menggelitik, yakni: Bacalah sebelum Tuhan mencabut Nyawamu. Selama menjadi GAM ketika konflik dulu, Murad tidak yakin pernah membunuh seorang tentara pun walau ia sering terlibat penyerangan terhadap pos tentara. Ketika perang sudah reda, seorang eks kombatan lainnya mencoba memperkosa Fitri, seorang gadis Buloh, lantas Murad menembakinya dengan pistol(pistol yang tidak ia serahkan dulu untuk dihancurkan oleh orang-orang Eropa), pistol FN buatan Belgia. Demikianlah sepenggal ceritanya.

 ![05.jpg](https://ipfs.busy.org/ipfs/QmajxLZ8JKweCLMrUTKvKAmpn1my9ygy9Mvrx8U4G7NVyq)

Dan anehnya seorang warga Indonesia yang telah menjadi warga Belgia coba menterjemahkan Lampuki, namun gagal, karena ia tidak paham detil seluk-beluk konflik, budaya, politik dan sosial Aceh. Sebenarnya penyebab utama Lampuki sulit diterjemahkan adalah bahasa Melayunya yang terlalu tinggi. Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa bahasa Melayu berasal dari bahasa Sangskerta, 50 persen kosa kata bahasa melayu berasal dari bahasa Sangskerta, inilah bahasa kitab kuning. Sangskerta sendiri artinya adalah kesempurnaan, ia jauh lebi sempurna dari pada bahasa Latin yang sudah punah itu dan berbagai bahasa di Eropa lainnya yang telah punah. Sebuah novel itu tidak akan bagus tanpa filsafat dan unsur politik di dalamnya. Seperti sebuah cerpen Gabriel Garcia Marquez, mengenai seorang komandan tentara yang sakit gigi yang mendatangi tukang cabut gigi, sang komandan menahan sakit ketika giginya dicabut hingga air matanya keluar. Sebelumnya ia mengancam tukang cabut gigi, jika tukang cabut gigi itu tidak maun mencabut giginya, ia akan menembakinya dengan pistol. Setelah giginya dicabit, komandan bergegas ke luar dari kedai cabut gigi itu untuk menghadiri apel. Haramzadah, ketus sang komandan.
![06.jpg](https://ipfs.busy.org/ipfs/QmTVR1R2ZBvdieMsoFV7grguvVBSPzMrfAAZtAaZMcRjqY)

Setelah itu ada seorang Jawa yang tinggal di Amerika yang tertarik menerjemahkan Lampuki, namun profesor itu tampaknya juga kewalahan, sebagai gantinya ia meminta naskah novel Bayang Suram Pelangi untuk diterjemahkan, yang bahasanya lebih ringan, novel ini tentang dunia pendidikan, setingnya Aceh paska perang. Tentang seorang cacat(pincang kakinya), ia ingin membunuh walikota. Semoga terbit dalam bahasa Inggris.

👍  , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , and 4 others
properties (23)
post_id62,987,829
authorarafatnur
permlinksedikit-pandangan-lingi-mengenai-4-novel-sastra-arafat-nur
categorybusy
json_metadata{"tags":["busy","indonesia","garudakita","life","novelsastra"],"links":[],"image":["https:\/\/ipfs.busy.org\/ipfs\/QmaH4td7XLRmUx3sZYJS3iq4YDvi3eN2idnKRRKV5mMxmK"],"users":[],"app":"busy\/2.5.6","community":"busy","format":"markdown"}
created2018-09-21 20:21:57
last_update2018-09-21 20:21:57
depth0
children0
net_rshares850,526,130,124
last_payout2018-09-28 20:21:57
cashout_time1969-12-31 23:59:59
total_payout_value0.859 SBD
curator_payout_value0.254 SBD
pending_payout_value0.000 SBD
promoted0.000 SBD
body_length5,993
author_reputation1,838,418,765,730
root_title"Sedikit pandangan Lingi Mengenai 4 Novel Sastra Arafat Nur"
beneficiaries[]
max_accepted_payout1,000,000.000 SBD
percent_steem_dollars10,000
author_curate_reward""
vote details (68)