Sebuah sore yang cukup hangat, setelah dilewati oleh siang yang terik. Aku dan temanku, @ziaulsiifem, sedang menikmati segelas kopi hitam. Yang membedakan hanyalah ukuran gelasnya saja, gelasku berukuran lebih besar dari gelasnya. Dia terbiasa menikmati segelas kopi berukuran "pancong" atau 3/4 dari ukuran normal. Dari yang pernah kubaca, istilah pancong berasal dari Kalimantan.

![IMG_20171201_104616_HDR.jpg](https://steemitimages.com/DQmZjUkHW3ah1apVxaSore1ESjzcTJF62gNXCvzy6RWDSF9/IMG_20171201_104616_HDR.jpg)
<center>Ini foto yang diambil diam-diam beberapa bulan yang lalu. Dia setelan keren karena mau jemput seseorang.</center>


Temanku ini lah yang membawaku ke sini, ke Steemit. Ia sering berkata bahwa ia tidak memiliki ide untuk dituangkan dalam tulisan. Padahal setelah kukulik, banyak cerita lucu dari hidupnya. Dan, aku mencuri sebuah ide yang harusnya bisa ia tulis.

Tamat SD, ia melanjutkan sekolahnya ke sebuah pesantren. Katanya, kehidupan di pesantren itu berat, lucu, dan sedikit pilu. Kalau ada orang mandi bisa santai-santai, nyanyi, bersiul, main HP sambil boker. Si @ziaulsiifem ini boro-boro lah bisa gitu. Dia mandi aja berbarengan dengan 25 lelaki lain dan bergantian pakai basahan. Ya aku bayangin aja ada yang sedang mandi terus buang air kecil di celana, terus celana yang ia pakai itu dipakai lagi oleh teman lainnya. Terasa hangat? Pasti.

Pesantren terdiri dari berbagai macam jenis orang. Ada yang dari bersih banget sampai kotor banget. Katanya, ada yang nyuci piring langsung dibilas di bak yang airnya harusnya dipakai untuk mandi. Yakali mau mandi terus di air ada sisa nasi, sisa ikan, sisa tusuk gigi. Itu badan disabunin enggak pakai sabun mandi lagi, tapi pakai Sanlait. Iya sengaja disamarin mereknya karena aku enggak di-endorse.

Soal makan, katanya itu sepiring bagi tiga orang. Kenapa enggak dua orang? Mungkin menghindari cinta lokasi dan keromantisan kayak lirik lagu. Terus, kalau ada teman lain yang dikirimi makanan, itu jadi kayak artis, dikerubungi fans yang mau dapat makanan juga. Artis musiman, pas musimnya banyak makanan aja.

Empat tahun di pesantren, dia memutuskan pindah sekolah ke sekolah negeri biasa. Antara mau nyari suasana baru, teman baru, atau mau lihat cewek-cewek sih.

Tamat SMA, dia merantau untuk kuliah. Nampaknya dia merasa rindu dengan kehidupan asrama. Dan ceritanya ya gitu lagi, bahkan lebih keras yang mana peralatan mandinya sering hilang diambil seniornya. Nasib dia sepertinya memang enggak akan jauh-jauh dari namanya di-bully.

Sekarang dia sudah benar-benar terbebas dari kehidupan asrama yang penuh cerita itu. Dan, dia masih kebingungan mencari ide untuk ditulis. Sekali lagi, maaf untuk temanku, @ziaulsiifem yang idenya aku curi. Sekian dan terima kasih.