<div class="text-justify">

<div class="pull-left">

</div>

<center>
![IMG_20210514_091100.jpg](https://cdn.steemitimages.com/DQmf18NogoEVe39o2wxheurcApLh5hpjZMgAoHURGGXwhJT/IMG_20210514_091100.jpg)</center>
<center>*Kuburan Aneuk Manyak*</center>

Hi sahabat steemians. Semoga kesuksesan selalu menyertai kita. Hari ini aku melakukan travelling di hari lebaran Idulfitri 1442 H. Tepatnya sebenarnya aku pulang ke kampung kelahiranku di Krueng Batu, Kotafajar, Aceh Selatan. Mengapa aku menyebutnya travelling? Karena kami menikmati perjalanan ini layaknya travelling dengan medan yang luar biasa menantang.

Pukul 05.30 atau ba'da Aubuh, kami mulai melakukan perjalanan dari Teupin Raya. Kami memilih jalur Beureunun - Meulaboh via Geumpang. Jalur ini sebenarnya mempersingkat waktu tempuh dari lintas barat menuju lintas timur Aceh atau sebaliknya. Tetapi medan dan jalannya yang rusak parah menyebabkan alur ini memakan waktu lebih dari yang seharusnya.

<center>
![IMG_20210514_063754.jpg](https://cdn.steemitimages.com/DQmaRYhES1Szucw1xQp5pxmh2afg4SxjLgFErPJKUeH7Srh/IMG_20210514_063754.jpg)</center>

Pukul 06.30, kami tiba di Tangse. Niat hati kami adalah mencari sarapan dengan menu ikan keurling yang sangat terkenal di Tangse. Namun apa daya, tidak satupun warung nasi yang sudah buka. Kami keliling kota Tangse, tidak juga menemukan warung nasi yang buka. 

Aku tidak tau, apakah memang warung nasi tidak buka di pagi hari atau  efek dari har kedua lebaran sehingga warung nasi belum buka. Akhirnya kami membeli beberapa roti untuk mengganjal perut di pagi hari. Aku melihat Bilal menikmati roti tersebut.

<center>
![IMG_20210514_063739.jpg](https://cdn.steemitimages.com/DQmXa5AfQ8pwcEU3nY4GpCepeqh8X6pDgKAFkaeYid5PvTx/IMG_20210514_063739.jpg)</center>
<center>*Suasana kota Tangse di pagi hari kedua lebaran*</center>

Kami mealnjutkan perjalanan. Suasana pagi yang sejuk dengan kabut yang menghiasi awan menambah indahnya alam Tangse di pagi hari. Kami menghirup udara sangat segar yang tentunya mulai jarang kita temukan di Lhokseumawe. Udara segar tersebut tentu menjadi hadiah terindah dari Allah saat melintasi kota Tangse.

Suasanabak  lukisan alam sepanjang perjalanan tentu menjadi hadiah terindah. Air sungai yang mengalir deras sepanjang sungai Tangse ditambah hijaunya sawah dan pegunungan semakin memanjakan mata. Kamipun tiba di air terjun sebelum memasuki Mane. Air terjun ini masih kawasan Tangse juga. Bilal yang sangat menyukai air minta turun untuk menyentuh air terjun yang dingin tersebut.

<center>
![IMG_20210514_070753.jpg](https://cdn.steemitimages.com/DQmZotPvS1jUtQ51KRRzrYnFBNTeZsXDax2zRAqje7rhycE/IMG_20210514_070753.jpg)</center>
<center>*Bilal dengan latar air terjun Tangse*</center>

Puas Bilal bermain dengan air terjun, kami melanjutkan perjalanan. Beberapa menit kemudian, kami tiba di Geumpang. Kami berniat mencari nasi juga karena tidak cukup jika hanya  mengandalkan roti. Ternyata di geumpang kami juga tidak menemukan nasi. Kami hanya menemukan mi caluk dan mi balap di Geumpang. Kami makan mi tersebut.

Kami melanjutkan perjalanan melewati hutan lindung Ulu Masen yang terbentang luas hingga perbatasan Aceh Barat. Hutan Ulu Masen ini mesti dijaga dan dilestarikan agar parau-paru dunia tetap terjaga. Selain itu produksi hidrokarbon Aceh yang sangat kita butuhkan tetap terjaga dengan baik.

Aku khawatir karena penambangan emas di Geumpang ditakutkan dapat merusak hutan lindung Ulu Masen ini. Aku tentu sangat tidak mengharapkan kekayaan hidrokarbon kita tercemar karena bagaimanapun Ulu Masen kita ini merupakan warisan untuk anak cucu kita.

Selang satu jam kemudian, kami tiba di Kuburan Aneuk Manyak, Aceh Barat. Sebenarnya jalur ini enak untuk dilewati. Tetapi kurangnya perhatian pemerintah membuat badan jalan yang seharusnya lebar, tertutup oleh tanaman hutan sehingga tinggal setengahnya. Hal ini membuat badan jalan menjadi lebih sempit.

Aku melihat semakin ramai orang lalu lalang via jaulur ini. Terlihat dari ramainya orang yang singgah di kuburan Aneuk Manyak. Aku sangat yakin jika pemerintah memperbaiki jalur ini, maka akses lintas barat - timur ini semakin ramai diminati dan tentunya arus transportasi semakin lancar. Dengan demikian maka perputaran ekonomi semakin baik dengan roda ekonomi masyarakat akan mampu meningkatkan kualitas hidup.

<center>
![IMG_20210514_094345.jpg](https://cdn.steemitimages.com/DQmZbV1AyBHDPLKzo32EwnSSpdga8AG7cKphujGEJVStVGs/IMG_20210514_094345.jpg)</center>
<center>*Suasana di kuburan Aneuk Manyak*</center>

Kami istirahat di warung sebelah kuburan aneuk Manyak. Kami memesan mi guna mengisi perut yang semakin didemo oleh cacing meminta makan. Kami istirahat disini hingga satu jam lebih. Kami melanjutkan perjalanan. Kondisi jalan yang berlubang dan badan jalan yang longsor membuat kendaraan tidak dapat dilajukan dengan cepat.

Menjelang memasuki Tutut, Sungai Mas, Aceh Barat, kami melihat air terjun yang sudah dimodifikasi oleh seorang pemilik kebun. Bilal yang melihat air tersebut minta turun dan mandi. Ia mandi sepuasnya tanpa menghiraukan pengguna jalan lain yang tersenyum dan bahkan mengganggunya saat mandi. Bilal terus mandi sepuasnya.

<center>
![IMG_20210514_103627.jpg](https://cdn.steemitimages.com/DQmZcRdxmy8PhrUGcEY5AKFMMYYBQt2PGsXrDKNMLHHZ3ur/IMG_20210514_103627.jpg)</center>
<center>*Bilal mandi di air pancuran*</center>

Kami terus melanjutkan perjalanan. Jalan dari Tutu ke Meuaboh masih rusak parah tanpa adanya perhatian atau upaya untuk memperbaikinya. 2 jam kemudian kami sampai di Meulaboh. Kami tidak singgah di Meulaboh. pukul 13.00 WIB kami tiba di Langkak Nagan Raya. Kami mampir di warung nasi ikan limbek Saminan khas Nagan Raya. Menurut bang Saminan, limbek ini merupakan limbek kampung.

Kami makan sepuasnya. bermacam menu limbek tersedia disini. Mulain dari limbek asam pedas khas Nagan, goreng, hingga balado. Ditambah lagi sayuran pahit dan sambal kelapa yang menambah selera makanku. Lebih satu jam kami berada di warung ini.

<center>
![IMG_20210514_133430.jpg](https://cdn.steemitimages.com/DQmWqozAiWjmHjLMymFGQQoVVawToY6YWyo8x3PyirWCsg8/IMG_20210514_133430.jpg)</center>
<center>*Makan siang menu ikan limbek*</center>

Kami melanjutkan perjalanan. Hujan ringan hingga deras yang kami jumapi semenjak dari Panton Reu hingga Tapaktuan terus mengguyur kami. Hal ini membuat perjalanan kami tidak dapat berlalu dengan cepat. Suasana keramaian orang berlebaran membuat perjalanan juga tersendat. Ditambah lagi beberapa ruas jalan di Abdya tergenang air sehingga harus memperlambat laju kendaraan.

Tepat Magrib, kami tiba di kawasan Kluet Raya. Aku terus menajutkan perjalanan. Kami tiba di rumah di Krueng Batu Kotafajar pukul 19.15 WIB. Aku menyalami kedua orang tua dan langsung Salat Magrib. Setelah berbincang-bincang aku langsung istirahat guna memulihkan tenaga.

Demikian *the diary game* saya pada tanggal 14 Mei 2021. Semoga bermanfaat.

Please support, @anroja @ernaerningsih @radjasalman @nazarul @inwi @muzack1 @fadlymatch dan semua komunitas steem SEA lainnya. Salam sukses selalu.

# <center>@darmawanbuchari</center>

# <center>[About Me](https://steemit.com/hive-172186/@darmawanbuchari/my-introduction-back-to-steemit)</center>

# <center>Thank You and Be Useful</center>