*Empat Sekawan*
>Persahabatan bagai kepompong
Mengubah ulat menjadi kupu - kupu
Persahabatan bagai kepompong
Hal yang tak mudah berubah jadi indah
Lirik lagu di atas sangat mewakili apa yang saya dan kawan-kawan saya lalui dari bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Meureudu hingga sekarang. Empat sekawan yang membuat persahabatan itu awet hingga sekarang dengan kebersamaan dalam berbagai kesempatan, mulai dari makan mie caluek bersama, arisan alumni SMA angkatan 99 bersama, pesta walimah dan hajatan lainnya di tempat kawan seangkatan, hingga pada perayaan ulang tahun yang dadakan.
Cerita ini bermula ketika menjelang siang setelah beres-beres segala urusan di rumah, mulai dari memasak, mencuci, ngurus kebutuhan anak dan segala urusan lainnya, ketika saya sedang santai di ruang tamu sambil menonton, tiba-tiba sebuah pesan melalui aplikasi WhatApp masuk. Segera saya buka dan baca, ternyata ada undangan dadakan untuk ketemuan di café.
*Reuni kecil-kecilan sambil bernostalgia*
Yang ngundang Niswan, selain saya ia juga mengundang Rahmi dan Sakdiah. Intinya empat sekawan mau *Me Time* lagi sambil merayakan ulang tahun Niswan, serta ngerumpi di café sambil ketawa-ketiwi. Melupakan sejenak rutinitas kerja dan urusan rumah tangga.
Tapi hingga selesai shalat dzuhur belum ada kepastian di café mana kami akan nongkrong. Jadi saya masih bisa santai lebih lama lagi di rumah. Anak-anak biar sama ayahnya dulu, dan mereka sangat pengertian. Kalau sebelumnya sikecil tidak bisa ditinggalkan, kini aman dengan sedikit buyuk rayuan.
Menjelang asar baru ada kepastian tempat pertemuan, tapi kemudian karena Rahmi lagi berada di sekitar simpang BPKP ia mengusulkan ke Canai Mamak KL aja. Yup, kami bertiga setuju, setelah shalat asar akan jumpa di sana.
*Menikmati kebersamaan sambil ngerumpi*
Usai shalat asar saya segera ke sana. Ketika saya sampai di sana, langsung masuk ke dalam Café Canai Mamak KL, saya lihat Niswan dan Rahmi sudah menunggu di dalam, saya segera bergabung, setelah cipika-cipiki lanjut ngerumpi sambil menunggu sahabat kami satu lagi Sakdiah. Tak lama kemudian yang ditunggu datang juga. Suasana jadi tambah seru dengan hadirnya bu guru yang suka ngomong ceplas-ceplos itu.
Kami berempat kemudian terlibat dalam obrolan panjang tentang masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Keceriaannya masih seperti dulu seperti 22 tahun lalu ketika masih memakai seragam putih abu-abu di SMA Negeri 1 Meureudu. Persahabatan yang semoga awet sampai jadi nenek-nenek di kemudian hari. Begitulah fragmen dari perjalanan persahabatan kami berempat. Esok hari entah keseruan apa lagi yang akan kami lalui.