![IMG_20200526_131438.jpg](https://cdn.steemitimages.com/DQmcN36wDoZxRi6DGRrxoHS2vTxe5bKJFrXydoyaf4Yd19Q/IMG_20200526_131438.jpg)

Lebaran di Indonesia, Aceh khususnya, identik dengan baju baru dan segala aksesoris lebaran lainnya. Dari ujung kepala sampai ke ujung kaki, semuanya mesti yang baru. Kalau tidak ada baju baru, tidak sah rasanya lebaran. Intinya tidak ada lebaran tanpa baju baru. 

Mindset seperti ini sebenarnya salah kaprah. Lebaran tidak semestinya harus ada baju baru. Tapi untuk mengubah mindset yang sudah tertata rapi dalam tatanan kehidupan kita, rasanya sangat sulit. Jauh-jauh hari sebelum lebaran datang, pasti anak-anak sudah pada ribut, menanyakan kapan beli baju baru buat lebaran. 

Dan saat baju lebaran sudah terbeli, rupanya lain lagi pertanyaan yang timbul. Untuk apa sih banyak baju lebaran, kalau kita di rumah aja, nggak kemana-mana?
Nah, pasti orangtua seperti saya sedikit gelagapan menanggapi pertanyaan yang timbul. Karena kembali lagi, anak-anak terbiasa mengacu pada kebiasaan yang sudah biasa kita lakukan. 

![IMG_20200526_131637.jpg](https://cdn.steemitimages.com/DQmRQzFEREpxXFtYpf81p7fHYvsjdbFfbaX9T37RNEuWBS1/IMG_20200526_131637.jpg)


Biasanya, tiap lebaran, setelah sungkeman dengan kakek nenek, bersilaturahmi dengan sesama tetangga, selalu di akhiri dengan jalan-jalan menghabiskan waktu kemanapun mereka mau. 
Full selama seminggu penuh, ada saja ajakan jalan kesana-kemari, yang dulu bisa dengan mudah kita turuti. 

Namun sekarang, karena situasi seperti ini, berbeda dengan sebelumnya, tentu ajakan jalan kesana-kemari harus saya pertimbangkan masak-masak. Semua yang kita lakukan sebagai orang tua adalah untuk kebaikan semuanya. Tapi tetap saja, memberi pengertian kepada anak-anak yang cara berpikirnya belum begitu sempurna, tidak semudah membalikkan telapak tangan. 

Yang ada tetap saja berulang pertanyaan yang sama, ngapain banyak baju lebaran, kita mainnya di rumah aja?????😭😭😭😭
Belum tahu aja mereka, biarpun di rumah saja, namanya juga lebaran. 😀😀😀