20 % untuk @steem.amal

Semalam saya duduk sendiri diruang tamu, yang selalu saya jadikan tempat untuk menemukan ide ide yang ingin saya kerjakan. Kebetulan saya seorang konten creator miskin yang hanya memiliki 1.280 pengikut di salah satu Platform media sosial. Namun Allamdulillah walau sedikit pengikut, setidaknya saya memiliki sedikit penghasilan dari sana. Saat pikiran saya melayang memikirkan ide ide tersebut, Namun tiba tiba saja saya teringat akan sesuatu kenangan, sesuatu yang pernah saya alami. Cukup berkesan sehingga ingatan ini menghadirkan kenangan yang membuat saya menjadi teringat kembali. 


![WhatsApp Image 2021-09-17 at 23.56.17.jpeg](https://cdn.steemitimages.com/DQmP9Vb3yb75RvyDE125FxxytBrjBKWs9FGbxZL5NPvWkEw/WhatsApp%20Image%202021-09-17%20at%2023.56.17.jpeg)
*Foto : mencari ide @fantvwiki*

Dulu saat awal awal menikah, saya dan istri tidak memiliki apa apa sampai memiliki seorang putri. Rumah kontrak, barang rumah nyicil, kendaraan juga nyicil, belum lagi keperluan sehari hari. Di tambah lagi saya dan istri harus saling berjauhan di sebabkan tuntutan kerja. Saya berkerja di Lhokseumawe sedangkan istri bertugas di Kuala simpang. Saya harus benar benar menjaga kekuatan keuangan untuk dapat pulang pergi setiap minggunya menjenguk istri. Menghabiskan tenaga dan materi, namun itu semua merupakan tuntukan untuk bisa bertemu dengan keluarga kecil saya. 

![DSC01989.JPG](https://cdn.steemitimages.com/DQmTjhJYwtaBe4uByjLCZn6adsU8yvZj7RZ61KZe9fRVD1T/DSC01989.JPG)
*foto : @fantvwiki*

Pada suatu ketika, saya benar benar kesulitan dalam hal keuangan. Beberapa pengeluaran yang meningkat di sebabkan beberapa hal di keluarga membuat saya benar benar dalam kesulitan. Tepat di hari itu seorang keluarga mendatangi saya, Beliau berkeluh kesah dengan keadaan ekomoni nya, karena memang beliau bisa di katakan orang yang kurang mampu. Memiliki 3 anak dan yang masing masing bersekolah di 2 tingkat yang berbeda. Anak ketiga dan anak kedua di tingkat SMA dan yang pertama yang berada di bangku kuliah semester akhir, dan tentunya memerlukan biaya yang besar. Dengan maksud untuk membayar kebutuhan kampus itulah beliau mendatangi saya. Memang beliau memiliki sepetak tanah, namun sangat sulit terjual dengan waktu singkat karena letaknya tidak membuat orang tertarik memilikinya.

Saat itu beliau datang bermaksud untuk meminjam uang kepada saya, bukan karena tidak ada keluarga yang lain yang bisa di jadikan tempat meminjam. namun karena hubungan ikatan kedekatan, yang terjalin antar saya sebagai seorang keponakan. Setelah panjang lebar bercerita tentang hal itu, sambil mengelus ngelus bibir bagian atas, ini bertanda apa yang harus saya katakan. Namun saat itu saya benar benar harus bergerak sekecil apapun jenis bantuan saya, setidaknya saya mendorong dan meringankan beban keluarga mereka, sekaligus menunjukan rasa untuk tetap semangat dan berusaha agar semua bisa teratasi. Dalam pikiran saat itu, saya harus membantu walau saya sendiri berada dalam kekurangan. Singkat cerita, niat hati membawa sedikit penghasilan kepada istri minggu depan, saya malah meminjam emas satu satunya yang di miliki istri. Tentunya dengan memberi tahu maksud dan tujuan saya meminjam emas milikinya. Saat itu saya dan istri saling menguatkan, bahwa kekurangan  yang kita rasa tidak sepahit kekurangan yang orang rasakan, Susah susah kita ada yang jauh lebih susah lagi, petatah lama yang selalu menjadi landasan agar kita selalu bersyukur.

Dan akhirnya tahun 2014 , tiga tahun setelahnya. Paman saya melunasi hutangnya, bahkan sebagai hadiahnya dan ucapan terima kasih dia memberikan lebih pengembalian pinjaman. Uang didapat dari hasil penjualan sepetak tanah, yang tiba tiba harganya meroket dikarenakan  berdirinya beberapa kampus di sana, sehingga secara tidak langsung menaikan harga jual tahan diwilayah itu. Si sulung yang dulu berkuliah sudah di terima di sebuah Perusahaan dan merubah keluarga paman saya keluar dari kemiskinan dan mensejahtrakan keluarganya. Begitu pun dengan saya sebagai anggota keluarga tidak jarang dia memberikan hadiah kepada anak anak saya. Hingga kini kami terus menjaga silaturrahmi dan saling membesarkan nama baik keluarga besar. Kepahitan satu bagian keluarga, merupakan kepahitan bagi anggota keluarga yang lain.

Kembali di awal cerita saya, sebelum saya teringat kenangan itu. bagaian Yang terakhir saya lihat sebelum memikirkan ide ide untuk konten adalah postingan dari bang @anroja tentang "Tutorial Cara Konversi SBD Ke STEEM Di Wallet Steemit"[sumber](https://steemit.com/hive-103393/@anroja/tutorial-cara-konversi-sbd-ke-steem-di-wallet-steemit)  isinya bagaimana cara mengkonversi SBD Ke Steem, namun pikiran saya terhubung ke peristiwa saya dan paman saya. Lewat bagian penjabaran awal di postingan bang @anroja tersebut, yang berisi “Steemit membutuhkan penggunanya begitu juga sebaliknya”, sifat kekeluargaan ada di sini.

Dan untuk mendorong komunitas ini, dengan tujuan saling membesarkan dan berbagi dengan saudara lain yang tertimpa kesulitan. Tidak ada salahnya menyumbangkan SBD yang amat sangat kecil ini untuk @Steem.amal , karena banyak  programnya yang menyentuh hati saya. Karena saya pernah mendengar istilah lama “**sedikit yang kita punya namun kita bisa berbagi, jauh lebih baik dari pada banyak yang di miliki, tapi sedikit memberi**”

![WhatsApp Image 2021-09-18 at 15.37.36 (1).jpeg](https://cdn.steemitimages.com/DQmSA9JaWzbvZJ7tQRkRCG2KyVX6sjRGWyRtwYEqxgDugRS/WhatsApp%20Image%202021-09-18%20at%2015.37.36%20(1).jpeg)
*screenshot di layar android @fantvwiki*

Sebagai pendatang baru, ini yang saya miliki untuk tumbuh kembang bersama, saling mendukung, kecil memang bahkan amat sangat kecil. namun ini saja yang saya punya, namun saya berniat di mulai dari sekarang. saya bangga berada dalam komunitas ini.

Terima kasih postingan bang @anroja, telah membawa saya ke dalam kenangan. 
Salam hormat kepada seluruh komunitas @Steemseacurator dan @steem.amal

Dan juga kepada pak @radjasalman membantu saya lewat @miftahulrizky