Dua Jiwa by halidabahri

View this thread on steempeak.com
· @halidabahri · (edited)
$2.31
Dua Jiwa
***
 ![image](https://img.esteem.ws/3gfp4kexnk.jpg)
 

SUMBER FOTO : wallpapersok.com

 

>Senja temaram mengiringi kepergian Yanti ke Kutaraja. Menghabiskan liburan di ibukota propinsi. Senyum tipis mengulas dibibirnya. Membayangkan bertemu dengan sang kekasih. Kekasih yang sangat dirindukannya selama ini.

 

“Sayang, tunggu aku di terminal ya. Busnya berangkat jam 9 pagi.” Yanti mengirimkan pesan singkat melalui handphonenya. Sejurus dia terdiam.

 

Membayangkan bagaimana wajah Joni, kekasih hatinya. Rambut ikal, kulit putih dan tubuh kekar Joni terbayang diufuk mata. Satu tahun terakhir dia tidak bertemu lelaki itu. Yanti sibuk dengan studinya di Lhokseumawe, sedangkan Joni sibuk bekerja pada salah satu lembaga luar negeri di Banda Aceh. Hubungan mereka hanya melalui handphone.

 

Perlahan bus yang ditumpangi Yanti meninggalkan kota gas itu. Dengan orang tuanya dia berkilah untuk membantu tantenya di ibukota. Saat itu, tantenya baru saja melahirkan anak pertama. Ibunya berpikir, wajar Yanti membantu tantenya itu. “Ya, tidak apa. Hati-hati disana. Jangan suka keluar malam. Setelah selesai langsung pulang kerumah,” pesan ibunya.

 

Baru kali ini Yanti berangkat sendiri. Dulu, kemanapun dia pergi selalu ditemani ibunya. Maklum, gadis ini gadis semata wayang. Umuurnya, 20 tahun. Ibunya menilai, usianya sudah cukup melepaskan Yanti didunia luar. Satu pesan ibunya, jangan suka berbohong dan menipu orang tua. Pesan itu yang selalu disampaikan setiap kali Yanti pergi keluar kota akhir-akhir ini.

 

Mobil terus berjalan. Terik matahari membakar bumi. Seakan membakar gelora rindunya yang kian membuncah.

***

 

Jauh didataran tinggi Gayo, Surya duduk sendiri. Pria ini baru dua hari lalu menginjakkan kaki di dataran tinggi itu. Kakinya dicelupkan di Danau Laut Tawar. Ikan depik perlahan menghampiri kaki putih itu. Matanya nanar menatap gunung burni telong dikejauhan. Kabut putih membekap seluruh tubuh gunung itu. Suryadi menggidik. Rasa dingin mulai merasuki pori-pori tubuhnya.

 

“Ada apa? Melamun saja. Seperti istrimu mati saja,” tegur Muktar dari belakang. Surya kaget. Muktar mengejutkannya tiba-tiba. Lamunannya hilang seketika. Ditangannya sebuah gitar tersangkut. Senar gitar tak dimainkan sama sekali. Dia galau. Galau akan kisah hidupnya bersama Yanti. Kemana akan membawa gunung cinta yang dimilikinya? Jauh didalam hati, dia masih ragu kesetiaan Yanti padanya.

 

Dia tahu benar, wanita itu memiliki kekasih di ibukota propinsi. Namun, setiap kali dia bertanya, yanti menjawab santai dan meyakinkan. “Benar Bang. Adek udah putus dengan pacar Adek di Banda Aceh itu. Nggak ada hubungan apa-apa lagi,” Yanti menyakinkannya ketika mereka duduk di tembok depan kampus. Tembok itu menjadi saksi kisah cinta mereka. Di tembok itu pula bunga cinta bersemi. Surya mahasiswa semester akhir di Universitas Malikussaleh. Yanti, angkatan dibawahnya.

 

“Sur, bakar saja fotonya. Minum abunya,” Manan berseloro sambil menepuk pundak Surya. Pria ini hanya tersenyum. Dia mematok mata pada puluhan anak ikan depik yang bermain riang di danau itu.

“Ah, tenang kawan. Aku baik-baik saja. Tenang bro,” ujar Surya santai.

 

Jujur didalam hati dia memikirkan Yanti. Wanita yang sangat dicintainya. Sejak menjalani hubungan dengan wanita itu, Surya sedikit berubah. Dulunya pria ini selalu tampil apa adanya. Berpakaian seadanya dan sedikit uring-uringan. Namun kini, setiap hari dia berpenampilan rapi. Pakaian yang dikenakan selalu kombinasi dan dimasukkan kedalam celana. Rapi, bersih dan wangi. Begitulah keseharian Surya selama mengenal gadis itu. Teman-temannya selalu meledek Surya jika sudah ketemu Yanti.

 

Pria ini memiliki kebiasaan duduk berjam-jam bersama sang kekasih. Kebiasaan itu yang menjadi bahan olokan teman-teman di kontarakan. “Masih mikirin Yanti. Gimana kabarnya? Liburan dimana dia?” Manan bertanya sambil mengunyah ikan panggang.

 

“Di Banda Aceh. Katanya liburan bareng Tantenya”. Surya terdiam. Lalu lompat, menceburkan diri kedalam air danau yang dingin. Dia bersorak sekuat tenaga. Melepaskan beban pikirannya di dalam danau itu. Teman-temannya mengabadikan tingkah Surya dengan kamera digital.

***

 

Sudah tiga hari Surya berada di dataran tinggi itu. Jatah cuti kantor sudah habis. Mereka harus bertolak ke Lhokseumawe hari itu juga. Muktar sibuk dengan mengecek mobil yang mereka tumpangi.

 Memastikan mesin dan lain sebagainya beres. Manan, pamit pada gadis Gayo yang baru dikenalnya. Dimas memastikan kamera dan handycame telah masuk kedalam tasnya. Pria berkacamata itu memang penggemar fotografi.

 

Siang, mereka mulai beranjak meninggalkan kota dingin itu. Tak lupa mereka berbelanja untuk oleh-oleh buat sang kekasih di Lhokseumawe. Surya membelikan sweater warna pink untuk Yanti. Musik rengge mengiringi perjalanan pulang mereka. Beberapa tempat wisata lainnya menuju Lhokseumawe turut disinggahi. Kota Lhokseumawe masih jauh didepan.

 

Dering telepon mengejutkan Surya. Ditatapnya layar handphonenya. Ah, ternyata Albert yang menelpon. “Siapa, Yanti?” Manan disebelahnya bertanya.

 

“Bukan, Albert.” Sambil mengangkat panggilan masuk itu. Setelah berbasa-basi dengan Albert, Surya menyerahkan handphone pada Manan. Manan terkejut mendengar informasi dari Albert. Albert menyebutkan, Yanti menipu Surya. Dia tidak berangkat ke Banda Aceh, Sabtu pagi. Bukan, Jum’at pagi. 

Albert tak ikut rombongan Surya liburan. Pria itu lebih memilih liburan di kampung halamannya, di Pidie. Rumahnya tepat di jalan lintas Medan-Banda Aceh. Dia melihat Yanti di dalam bus, Sabtu pagi. Sedangkan Yanti memberitahu Surya dia berangkat Jum’at pagi.

 

Bukan hanya itu, Albert memastikan Yanti ke Banda Aceh untuk menemui pacarnya disana. Selingkuh. Kalimat itu keluar pelan dari mulut Manan. Sangat pelan.

***

>Kumencintaimu lebih dari apapun. Meskipun tiada sau orangpun yang tahu. Kumincintaimu sedalam-dalam hatiku. Meskipun engkau hanya kekasih gelapku

 

Lagu milik group Band Ungu itu mengalir lembut. Malam kian dingin. Di kontrakannya, Surya, Manan dan Albert tak bisa tidur. Surya meletakkan tangannya dikening. Matanya terpejam.

 

Lalu, Albert mengambil handphonenya. Ditekannya nomor Yanti. Nomor handphone yang digunakan untuk menelpon Yanti malam itu, baru saja dibeli di conter handphone terdekat dengan kontrakan mereka.

 

Sejurus, Yanti mengangkat. Dia tidak mengenali suara Albert. Albert berakting seakan-akan tidak mengenal Yanti. Malam itu, mereka ingin membuktikan bahwa Yanti telah menipu Surya. 

Albert bersikap seperti seorang cowok yang ingin mengenal Yanti dan menjadi pacarnya. Anehnya, wanita itu mahu bertemu dengan Albert. Mereka membuat janji untuk bertemu sabtu pagi, di tanggal 3 Maret.

 

 “Liburan di Banda Aceh ya. Wah, kamu sudah punya pacar belum?” Albert bertanya basa-basi dengan Yanti.

 

 “Kalau belum kenapa?” ketus wanita itu

 

 “Ya, aku suka kamu. Wajarkan aku tanya itu. Sebenarnya kamu punya pacar tidak? Di Lhokseumawe atau di Banda Aceh?” suara Albert lembut. Meyakinkan Yanti seoalah-olah dia serius. Dia mengaku sebagai Andi Kurniawan malam itu.

 

 “Ya, sudah. Tapi, pacarku di Banda Aceh. Tidak di Lhokseumawe.” jawab Yanti santai. Ucapan itu menggodam dijantung Surya. Ternyata Yanti tidak menggap dia sebagai kekasih. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Wanita itu memelihara hatinya dalam dua jiwa yang berbeda. Dua cowok yang berbeda dan dua daerah yang berbeda. 


Surya terdiam. Malam kian panjang. Nafas Surya berat. Tak bisa memejamkan mata. Dua jiwa tak mungkin bersatu dalam satu ragamu, Yanti. Surya meringis. Hatinya terasa perih.

### @HALIDABAHRI
👍  , , , , , , , , , , , , , ,
properties (23)
post_id11,984,307
authorhalidabahri
permlinkdua-jiwa-201795t124426119z
categoryindonesia
json_metadata"{"format": "markdown+html", "community": "esteem", "links": [], "tags": ["indonesia", "ksi", "literature", "whalepower", "art", "fiction", "steemit", "steem", "life"], "app": "esteem/1.4.6", "users": ["HALIDABAHRI"], "image": ["https://img.esteem.ws/3gfp4kexnk.jpg"]}"
created2017-09-05 05:44:33
last_update2017-09-05 05:55:09
depth0
children1
net_rshares708,168,059,274
last_payout2017-09-12 05:44:33
cashout_time1969-12-31 23:59:59
total_payout_value1.783 SBD
curator_payout_value0.529 SBD
pending_payout_value0.000 SBD
promoted0.000 SBD
body_length7,594
author_reputation6,072,021,956,909
root_title"Dua Jiwa"
beneficiaries
0.
accountesteemapp
weight500
max_accepted_payout1,000,000.000 SBD
percent_steem_dollars10,000
author_curate_reward""
vote details (15)
@masriadi ·
Membayangkan bagaimana wajah Joni, kekasih hatinya. Rambut ikal, kulit putih dan tubuh kekar Joni terbayang diufuk mata. Satu tahun terakhir dia tidak bertemu lelaki itu. Yanti sibuk dengan studinya di Lhokseumawe, sedangkan Joni sibuk bekerja pada salah satu lembaga luar negeri di Banda Aceh. Hubungan mereka hanya melalui handphone
properties (22)
post_id11,986,352
authormasriadi
permlinkre-halidabahri-201795t132455469z
categoryindonesia
json_metadata"{"app": "esteem/1.4.6", "format": "markdown+html", "community": "esteem", "tags": "indonesia"}"
created2017-09-05 06:24:57
last_update2017-09-05 06:24:57
depth1
children0
net_rshares0
last_payout2017-09-12 06:24:57
cashout_time1969-12-31 23:59:59
total_payout_value0.000 SBD
curator_payout_value0.000 SBD
pending_payout_value0.000 SBD
promoted0.000 SBD
body_length334
author_reputation9,380,418,666,398
root_title"Dua Jiwa"
beneficiaries
0.
accountesteemapp
weight500
max_accepted_payout1,000,000.000 SBD
percent_steem_dollars10,000