<center> <img class="size-full wp-image-86" src="https://senaraicinta.com/wp-content/uploads/2018/07/IMG20180708141034.jpg" alt="" width="1003" height="752" /><br/></a> Rujak u groh Aneuk Garuda Indrapuri</center>

Siang tadi, Minggu, 8 Juli 2018, dalam perjalanan pulang dari Kemah Jurnalistik di Kuta Malaka, Samahani, Aceh Besar bersama beberapa teman saya mampir di rujak u groh Aneuk Garuda di Indrapuri, Aceh Besar. Saat istirahat usai makan siang, entah mengapa tiba-tiba saya jadi teringat dengan rujak bercita rasa khas ini. Sebelumnya pernah tiga kali saya mencicipi rujak ini.

Pertama dengan Kak Sayuti, lalu dengan Saddam sambil menemani dia main sepeda, terakhir sendirian ketika pulang mudik. Rasa batok kelapa mudanya yang kriuk-kriuk dengan sedikit rasa kelat bikin saya ketagihan. Bagi pecinta rujak seperti saya, apa pun bahan baku rujaknya pasti diembat aja!

Keberadaan rujak u groh ini pertama kali saya ketahui dari status Facebook Kautsar Muhammad Yus tahun lalu. Waktu itu anggota dewan dari Fraksi Partai Aceh di DPR Aceh ini memosting foto-fotonya bersama mantan wagub Aceh Muzakir Manaf yang sedang menikmati rujak tersebut. Saya pun dilanda rasa penasaran yang luar biasa, hingga akhirnya mengajak Kak Sayuti yang warga Montasik untuk mencari tahu di mana keberadaannya.

<a href="https://senaraicinta.com/2018/07/08/tergoda-kriuk-rujak-u-groh-indrapuri/img20180708141221/" rel="attachment wp-att-87"><center><img class="aligncenter size-full wp-image-87" src="https://senaraicinta.com/wp-content/uploads/2018/07/IMG20180708141221.jpg" alt="" width="1003" height="752" /></center><br/></a>

Ternyata tidak sulit menemukannya, lokasinya persis berada di pinggir jalan raya Medan-Banda Aceh. Sekitar satu atau dua kilometer sebelum pasar Indrapuri kalau kita dari arah Banda Aceh. Setiap kali saya lewat kawasan ini, warung ini hampir tak pernah terlihat sepi. Padahal ada beberapa kedai rujak lainnya di kawasan itu yang juga menyediakan rujak u groh.
<h4>Apa Itu Rujak U Groh?</h4>
Bagi yang bukan orang Aceh, nama ini memang terdengar asing. U groh adalah istilah untuk kelapa yang masih muda dan belum berdaging. Batok kelapanya masih bisa diserut dengan sendok dan bisa dimakan karena teksturnya yang renyah. Dalam bahasa Indonesia istilah ini disebut cengkir, diadopsi dari bahasa Jawa. Kami biasanya menyebutnya kelapa cingkir.

<a href="https://senaraicinta.com/2018/07/08/tergoda-kriuk-rujak-u-groh-indrapuri/img20180708141205/" rel="attachment wp-att-88"><center><img class="aligncenter size-full wp-image-88" src="https://senaraicinta.com/wp-content/uploads/2018/07/IMG20180708141205.jpg" alt="" width="1003" height="752" /></center><br/></a>

Sesuai dengan namanya, rujak ini hanya menggunakan bahan baku dari u groh. Berdasarkan rasa yang dicecap oleh lidah saya, rasa asam yang menyegarkan dari racikan rujak ini bukan berasal dari buah asam jawa melainkan perasan dari buah jeruk maken.

Oh ya, saat diracik juga diberikan tambahan tepung, mungkin agar kuahnya lebih kental. Namun hal ini yang justru membuat saya merasa agak kurang 'nyaman' di lidah.

Satu porsi rujak u groh dihargai Rp12 ribu. Kita bisa menikmati kriuk-kriuknya rujak batok kelapa muda ini sambil memandangi hamparan sawah di sekitarnya. Atau aliran air irigasi di bawah kedai. Kalau mau makan rujak ini sebaiknya jangan sendiri.[]<br /><center><hr/><em>Posted from my blog with <a href='https://wordpress.org/plugins/steempress/'>SteemPress</a> : https://senaraicinta.com/2018/07/08/tergoda-kriuk-rujak-u-groh-indrapuri-2/</em><hr/></center>