Pada 23 Januari 1949, Radio Rimba Raya di Aceh menyiarkan petunjuk Menteri Luar Negeri Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) Mr AA Maramis yang sedang mengikuti konferensi Asia di New Delhi India.
Residen Aceh merupakan satu-satunya penghubung pemerintah Indonesia dengan wakil-wakil Indonesia di luar negeri, setelah pusat pemerintahan di Yogjakarta dikuasai Belanda. Hubungan PDRI dengan luar negeri hanya bisa dilakukan melalui Aceh.
*Ketua PDRI Syafruddin Prawiranegara [Sumber](wikipedia)*
Radiogram dari Ketua PDRI Syafruddin Prawiranegara kepada Mr AA Maramis dan delegasi Indonesia di Indonesia juga dikirim dari Aceh. Seperti radiogram yang berisi tentang ucapan terimakasih dari Ketua PDRI Syafruddin Prawiranegara kepada Perdana Menteri India Pandit Jawaharlar Nehru yang berhasil menggelar konferensi Asia di New Dehli yang menghasilkan resolusi mendukung kemerdekaan Indonesia. Radiogram tersebut disiarkan melalui Radio Rimba Raya di pedalaman Aceh yang siarannya sampai ke India.
Isi radiogram Syarifuddin Prawiranegara kepada Nehru tersebut bisa dibaca dalam buku *Sekali Republiken Tetap Republiken* halaman 25-26, sebagai mana kutipan di bawah ini.
*Perdana Menteri India Pandit J Nehru [sumber](wikipedia)*
*pres asia comf pjm p j Nehru d/p dr maramis menteri luar negeri rep indonesia di new delhi ttk no.50/pdri/tgl 23/1/49 ttk*
*pjm ttk pdri telah mengetahui pokokpokok seluruhnja daripada resolusi jang telah diambil oleh conf asia ttk sekalipun putusan itu menurut hemat kami blm sesuai dgn harapan kami koma terutama olehkarena tdk dimasukkan dalam putusan itu pengakuan dejure thd republik ttk*
*pengakuan dejure ini kami pandang sbg esentieel karena itulah djaminan jg sepnuhnya bahwa bld tdk akan menjerang rep dan alasan bahwa itu adalah urusan dalam negeri semata mata ttk*
*tetapi oleh karena kami jakin bahwa negara negara asia jg mengambil keputusan itu djuga seandjutnja akan memberikan bantuan sepenuhnja untuk mendjamin terbentuknja negara indonesia jg merdeka dan berdaulat selambatlambatnja pada tgl 1 januari 1950 koma maka djuga atas perasaan solidariteit dgn negara2 jang ikut konf itu kami menerima resolusi itu dgn penuh rasa tanggungdjawab ttk*
*perlu kami kemukakan satu hal jakni bahwa akan dilakukan pengembalian tempattempat rep dan kerdja kembali pemerintahannja didlm tempattempat tsb kami akan mendjumpai kekurangankekurangan jg sangat besar terutama didlm lapangan keuangan koma perhubungan dan perekonomian pada umumnja sbg akibat serangan bld koma kesukaran mana sukar akan diatasi koma kalau kita tidak dapat bantuan dari negaranegara sahabat kami ttk*
*atas djasa djasa pjm dan pemerintah lainnja jg ikut serta dalam asia konf pdri mengutjapkan banjak terimakasih koma djuga atas nama rakjat indonesia ttk mudah mudahan keputusan asia konf jg telah diterima baik dapat diterima oleh dewan keamanan serikat bangsa bangsa sebab apabila kurang dari pada ini tentu bagi kami akan sukar dapat menerimanja full stop*
*pdri*
*LN Palar wakil Indonesia di luar negeri [Sumber](wikipedia)*
Sementara itu LN Palar wakil Indonesia yang menjadi duta keliling dunia dalam diplomasi kemerdekaan Indonesia, secara intens terus melakukan surat menyurat dengan Residen Aceh di Banda Aceh, baik mengenai berbagai perkembangan di luar negeri, maupun tentang permintaan dokumen dan dana untuk kebutuhan diplomasi di luar negeri.
Wakil-wakil Indonesia di berbagai negara juga melakukan hal yang sama. Komunikasi satu-satunya ke dalam negeri hanya bisa mereka lakukan melalui Aceh. Para wakil Indonesia di luar negeri itu antara lain: Mr R Oetojo di Indonesia Office 3 Raffles Place Singapore, Abdul Kadir di Kabul Afghanistan, Isak Mahdi di Bangkok Thailand, Mardjoejani di Rangoon Burma (Myanmar), Idham di Karachi Pakistan, Dr Soedarsono di Delhi India, dan H Rasjidi BA di Kairo Mesir.
Informasi dari wakil-wakil Indonesia di berbagai negara tersebut kemudian disiarkan melalui Radio Rimba Raya di pedalaman Gayo, Aceh. Berbagai propaganda Belanda dibantah melalui radio tersebut.