>**Hi, steemit lovers masih di steemit kan?**
Pagi ini kuracik aksaraku. Mengenangmu sesa'at, menelaah perjalanan panjang. Kubuka dan kubaca dan kutuangkan kedalam secangkir rasa rindu. Luka yang menganga sertakan pahit dan pilu, kubiarkan menggenang bersama kenangan. Hari ini kutuangkan lewat bunga kasih yang memudar warna
[sumber](https://m.liputan6.com/lifestyle/read/2517052/cerpen-pertemuan)
Pertemuan sekejap mata. Hingga menumpuk dan tumpah sampai akhirnya kembali kusedih dengan aroma pertemuan. Dirimu adalah sebuah hayal, halusinasi berkecamuk dan membunuh rindu. Aku tak kuasa berdiri di sebelah hatimu, yang merindu pada selain aku. Rasa yang sia - sia
Hai masa lalu, pikiranku berhalusinasi kejam dipenghujung malam ini. Dan disa'at pagi tiba, jeritanku kembali membuncah, menyeringai akan asa yang tertuda. Wahai masa lalu, pergilah menjauh sebab luka yang kau tancapkan begitu dalam hingga merobek hati ini.
[sumber](https://www.wattpad.com/282030746-puisi-rindu-merindukanmu)
Ku masih selalu bertanya, Masih sanggupkah aku meski hanya sekedar merindumu? Aku sudah muak dengan kesungguhan palsumu, kekikiran kasih sayangmu, dirimu tak ubah seperti fatamorgana pergi dan berlalu dalam deru. Sekarang semua berlalu dalam jiwa dan akal sehatku, usah kau hirau lagi kehadiran diri ini
Sementara engkau semakin larut dalam hangat dekap peluk penggantiku, kubiarkan saja meski kau asyik menari dan tertawa di atas deritaku. Aku masih bisa senyum kok, semangatku adalah ibuku, dialah cinta sejatiku, berharap dan mencinta setulus cinta kepada Allah. Kini dirimu tak ada lagi disini,dihati,jiwa dan pikiranku, selamat jalan
[sumber](https://rebanas.com/gambar/images/poetih-dekil-bintang-kecil-cahayamu-redup-mungkin-kau-tidak-berpasrah)
Karena aku percaya akan sesuatu yang indah, kelak menghampiriku Kutatap bintang pada sunyinya malam. Kupertaruhkan hari ini dan esok lusa bersama hari - hari cerah dengan segala dayaku. Aku teramat yakin dengan rasa tulus ini, biarlah pada sa'atnya nanti orang lain menghampiri hariku, bersama dan berpegangan erat, se erat genggaman ibuku.
Walau terlintas bayangan yang kelam ku kan selalu berusaha tuk hempaskan dengan perlahan, namun ku tak perduli dirimu yang enggan pergi. Lantas bagaimana rasa ini memilah, untuk beranjak saja entah, yang aku tau kini aku tak akan dan tak pernah lagi peduli dengan penuh sesalmu, dengan tipu daya dan akal - berakalmu yang penuh tipu
