Tiupan angin begitu kencangnya, yang membuat bendara merah putih berkibar sempurna di puncak bukit 1001 Tangga. Angin berhembus ke arah Danau Laut Tawar, tatkala saya menaiki satu per satu anak tangga, untuk menggapai sang bendera. 

![6CD3C44C-D55F-4B9B-BB04-2BAFFAC3CB6C.jpeg](https://cdn.steemitimages.com/DQmdjtopxFkJNrBxzEEpQ7q485nkZA8cTjRfUPLxVajg8MP/6CD3C44C-D55F-4B9B-BB04-2BAFFAC3CB6C.jpeg)

Rinai gerimis beterbangan tak beraturan, yang dihembus hempaskan angin di sore itu. Gerimis ini membuat tangga tanah liat yang saya pijaki menjadi licin, sehingga harus hati-hati sekali dalam setiap pijakan. 

 ![image](https://img.esteem.ws/s5ldkperdk.jpg)

Cuaca sore ini sangat dingin, yang menusuk hingga ke tulang. Apalagi saya tidak mambawa jaket saat itu. Tapi, tentu saja tidak menyurutkan langkah saya untuk mencapai puncak. Menggapai bendera sekaligus menikmati lanskap menakjubkan di dataran tinggi Gayo.

Tampak di kejauahan sana, di bawah, di belakang saya, beberapa pengunjung juga berupaya mendaki hingga ke titik paling tinggi bukit ini. 

 ![image](https://img.esteem.ws/0lgqvz78mn.jpg)

Setelah perjuangan selama lima belas menit (lebih kurang), saya tiba di puncak. Saya pun segera menaiki sebuah panggung terbuat dari kayu, yang di sisinya tertancap sebuah tiang tempat terpasang dan berkibarnya Sang Merah Putih. 

 ![image](https://img.esteem.ws/e843uv3jn6.jpg)

Dan di puncak ini, cuaca dingin makin terasa, apalagi hembusan bayu membawa hawa yang tak terhalang oleh apapun. Di punggung bagian utara bukit, tampak ilalang menari, merunduk, lalu dihempas kesana kemari. 

Salam hangat,
@razack-pulo