>"Sebelumnya, perkenalkan siapa kami. Kami adalah manusia-manusia yang tak percaya pada slogan. Patriotisme tak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyat dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung." *(**Soe Hok Gie**)*

 ![image](https://img.esteem.ws/xlwhv1d2lk.jpg)
 ![image](https://img.esteem.ws/46qcwraa9t.jpg)

Kader pecinta alam umumnya memang memiliki *interest* lebih dalam hal mendaki gunung. Oleh sebab itu di banyak mapala, Gunung Hutan *(Mountaineering)* menjadi divisi paling gemuk karena memiliki anggota yang paling banyak dibanding divisi Susur Gua, *Rafting*, Panjat Tebing, Konservasi, dan sebagainya. 

Untuk menjadi seorang anggota mapala, kita terlebih dahulu wajib mengikuti serangkaian proses penerimaan Anggota. Proses tersebut di Mapala Hukum Unsyiah secara berurutan adalah Pendaftaran Peserta, Test Fisik, Wawancara, Materi Ruangan (Pra-Diksar), *Try Out*, Latihan Kesamaptaan, Karantina Calon Peserta, dan terakhir adalah Pendidikan Dasar (Diksar).

Diksar sendiri adalah kawah Candradimuka tempat peserta didik di gembleng fisik dan mentalnya sambil menerapkan materi dasar kemapalaan yang telah di sampaikan saat Pra-Diksar. Disini, tenaga kita akan terasa dikuras hingga titik paling nadir untuk melihat sejauh mana daya tahan fisik dan kemampuan berfikir saat tubuh dalam kondisi lelah. Kemarin (19/11), kami berkesempatan hadir sebagai pemateri lapangan pada Diksar XVII Mapala Hukum Unsyiah. 

 ![image](https://img.esteem.ws/8fvuafpoxf.jpg)
<code>pemateri dan panitia lapangan materi Navigasi Darat</code>

Dalam kesempatan ini, sebagaimana janji saya sabtu malam lalu saya akan sedikit menjelaskan dasar-dasar navigasi darat dengan menggunakan kompas prisma. Dalam Bernavigasi, hal yang pertama yang perlu dilakukan adalah **Menghidupkan Peta** yaitu dengan menyamakan arah utara peta sesuai dengan arah utara yang ditunjukkan kompas.

 ![image](https://img.esteem.ws/9eqck598ej.jpg)

Setelah itu, kita harus **Menentukan 2 titik ekstrim** yang akan dijadikan sasaran bidik kompas. Titik ekstrim dapat berupa puncak gunung/bukit atau tanda medan lain yang terdapat di peta dan dapat dilihat dengan jelas dari posisi kita.

Selanjutnya, kita harus **Membidik kedua titik** tersebut untuk mendapatkan *Azimut* dari kedua tanda medan. Satelah Azimut didapat, maka selanjutnya adalah **Merubah Azimut menjadi Back Azimut** dengan rumus tertentu. 

>Rumus Back Azimuth: 
1. Bila azimuth-nya adalah azimut dikurangi 180°. Contoh, azimuth yang diperoleh 265° maka back azimuth-nya adalah 265° - 180° = 85°.
2. Bila azimuth kurang dari 180°, maka back azimut-nya adalah azimuth ditambah 180°. Contoh, azimuth yang diperoleh 82° maka back azimut-nya adalah 82° + 180° = 262°.
3. Bila azimuth tepat 180°, maka back azimutnya adalah 0° atau 360°.

  ![image](https://img.esteem.ws/y6srs1d6fm.jpg)

Setelah back Azimut di dapat, kita **Tarik garis di peta sesuai nilai back azimut** dengan bantuan Busur Lingkar 360. Garis tersebut dimulai dari titik ekstrim hingga mendapatkan sebuah titik persilangan di peta. Jika akurasi bidikan kompas kita baik, maka titik persilangan kedua garis tersebut akan menunjukkan **Posisi kita yang sebenarnya didalam peta.**

 ![image](https://img.esteem.ws/xd7ieaympk.jpg)

Proses diatas dalam ilmu navigasi disebut dengan *Reseksi*. Selain belajar mempraktikkan tahapan reseksi, kami juga belajar melakukan *interseksi*. Jika reseksi adalah cara untuk menentukan titik koordinat kita dalam peta dengan bantuan dua titik ekstrim, maka interseksi adalah sebaliknya. Interseksi berguna untuk menentukan posisi suatu objek yang ada di lapangan namun tidak terdapat dalam peta. Objek tersebut bisa berupa apapun namun posisinya tak terjangkau sebab berada di tebing, lembah yang curam, dan sebagainya sehingga tidak memungkinkan kita untuk datang kesana dan melakukan reseksi.

Interseksi umumnya digunakan oleh intelijen tempur untuk menentukan titik koordinat markas atau fasilitas militer musuh tanpa harus melakukan infiltrasi secara langsung kesana. Interseksi juga digunakan oleh tim SAR untuk menentukan koordinat objek pencarian yang lokasinya tak terjangkau tanpa bantuan alat.

 ![image](https://img.esteem.ws/qlyio4uhla.jpg)

 ![image](https://img.esteem.ws/mwh5m4csaq.jpg)

 ![image](https://img.esteem.ws/y406l9sakj.jpg)

Itulah sedikit penjelasan dari saya mengenai navigasi darat. Semoga berguna bagi steemian sekalian yang gemar jalan-jalan di alam bebas. Mohon maaf dan koreksi jika ada kesalahan dalam penjelasan di atas. Dan terakhir, saya akan membagikan kepada steemian beberapa gambar yang saya ambil selama perjalanan.

 ![image](https://img.esteem.ws/dqidjcm3v7.jpg)

 ![image](https://img.esteem.ws/08ym9vqslo.jpg)

 ![image](https://img.esteem.ws/5mqtcg4h4q.jpg)

 ![image](https://img.esteem.ws/rupd4pe37m.jpg)

<code>keindahan flora yang terdapat di sepanjang jalur pendakian</code>

 ![image](https://img.esteem.ws/0x019frxnt.jpg)

 ![image](https://img.esteem.ws/u370b6nb08.jpg)
<code>lelah dan teriknya matahari sebanding dengan indahnya pemandangan alam yang kami saksikan selama perjalanan </code>

 ![image](https://img.esteem.ws/oefzx2fjoa.jpg)
 ![image](https://img.esteem.ws/osqt8o2hbh.jpg)
 ![image](https://img.esteem.ws/y6mavfwhhf.jpg)
 ![image](https://img.esteem.ws/trlh08oct7.jpg)
>biar jauh dari rumah, kami tetap memastikan apa yang kami makan tetap enak dan bergizi. Ayam gulai aceh dan terung sambal terasi menjadi menu makan siang kami.

Dan terakhir, kami ucapkan terima kepada steemian yang sudah berkunjung ke blog ini. Salam Jabat Erat,Lestari!!