https://www.btcethereum.com/blog/wp-content/uploads/2017/08/9109/Authorities-Charge-Californians-in-Connection-with-Dark-Web-Drug-Ring-768x768.png
[Sumber](https://www.btcethereum.com/blog/wp-content/uploads/2017/08/9109/Authorities-Charge-Californians-in-Connection-with-Dark-Web-Drug-Ring-768x768.png)

#### Badan Narkotika Jawa Tengah (BNNP) mengungkap kasus pembelian ektasi dari Belanda yang dilakukan oleh seorang mahasiswa dari Universitas Diponegoro di Semarang, Jawa Tengah. Uniknya, Ia diduga menggunakan bitcoin untuk membayar sembilan pil ekstasi tersebut

#### Pelaku membeli ekstasi dari Belanda karena lebih murah daripada membeli obat-obatan tersebut di Indonesia. Di sini satu pil ekstasi sering dihargai Rp400.000 per butirnya.

#### Pelaku ditangkap di dekat indekosnya di Tembalang, Semarang, pada 26 Maret 2018. Dia membeli obat melalui transaksi Bitcoin sebesar Rp800.000 atau US $ 56. Transaksi semacam itu membuatnya lebih mudah untuk membeli obat-obatan dari luar negeri. Ini adalah metode kriminal baru untuk membeli obat-obatan, kata Kepala BNNP Jawa Tengah, Brigadir Jenderal Polisi Tri Agus Heru Prasetyo.

#### Dari data yang dirilis BNNP Jawa Tengah, diketahui bahwa tersangka berada di semester akhir. Tersangka mengakui dia telah membeli pil ekstasi menggunakan teknik yang sama pada tahun 2017 sebanyak dua kali. BNNP belum menentukan apakah mahasiswa itu pengguna atau pengedar narkoba.

#### Menurut Brigjen Pol Tri Agus, kasus penyalahgunaan narkoba umum terjadi di kalangan mahasiswa. Ia menyebutkan, sekitar 27 persen dari total 500.000 tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba adalah pelajar dan mahasiswa.


#### Penggunaan mata uang crypto seperti Bitcoin ini untuk transaksi narkotika menjadi hal baru dalam pengungkapan BNN. Sepatutnya,  hal ini menjadi perhatian bersama agar tidak salah menggunakan mata uang crypto untuk transaksi narkotika dan obat-obatan berbahaya lainnya.