![image](https://img.esteem.ws/n87hqym2wi.jpg)

****

<p><div class="text-justify">Sore tadi seputaran kota Juang cuacanya agak mendung. Sudah beberapa hari ini hujan selalu mengguyur kota kelahiranku. Cuaca yang mendung membuat birahi untuk menikmati yang pedas pun terlintas. Kawan saya langsung mengusulkan untuk menikmati mie goreng ikan tongkol langganan saya yang terletak di desa beng sirih kecamatan Jeumpa Bireuen.</div>

<p><div class="text-justify">Sebelumnya saya beserta kawan harus membeli ikan tongkol terlebih dahulu. Kami tidak membeli di pasar kota Juang karena pasar ikannya sudah dipindah agak jauh dari perkotaan. Dengan mengendrai mobil kami pun berangkat ke desa Cot Taroem yang dekat dengan pelabuhan ikan karena disana biasanya harga ikan lebih murah dari pada di pasar induk. Setelah tawar menawar harga ikan dengan pedagang ikan setempat kami pun bergegas menuju sebuah warung yang terletak di simpang beng sirih.</div>

****

 ![image](https://img.esteem.ws/b2s85oiytr.jpg)

****

<p><div class="text-justify">"Ho hana deuh-deuh? Ka treep hana deuh keuno/Kemana saja tidak pernah kelihatan? Sudah lama tidak singgah kesini", Abang pembuat mie menyapa saya. Memang sudah hampir setahun saya tidak pernah singgah lagi ke warung mie langganan saya ini. "Lagi sibuk jualan", jawab saya sambil memesan mie dan memberikan ikan yang sudah kami beli. Saya sudah pernah menulis mie yang enak ini pada tulisan steemit saya tahun lalu.</div>

****

![image](https://img.esteem.ws/bpta0o2dab.jpg)

****

<p><div class="text-justify">Tidak berapa lama pesanan kami pun tersedia di atas meja dengan tambahan kerupuk seperti biasanya. Mie goreng basah atau mie tumis yang sudah terhidang langsung saja kami menyantapnya. Seorang kawan saya yang belum pernah ke sini pun mengangkat dua jempol untuk cita rasa mie tongkol yang tidak memiliki aroma amis ikan. Mie tongkolnya lebih nikmat dibandingkan dengan mie yang dicampur udang.</div>

****

 ![image](https://img.esteem.ws/y1vlzzpt1r.jpg)

****

<p><div class="text-justify">Harga mienya masih 7 ribu rupiah per porsi. Murah bukan? Bagi rakan yang ingin ke sini langsung saja ke simpang beng sirih depan toko baju bekas (monja). Tapi, untuk campuran seperti udang, daging atau ikan tongkol harus bawa sendiri karena di warung mie ini tidak menyediakan daging atau seafood.</div>

<p><div class="text-justify">Bagi steemian Bireuen harus coba mie yang terletak mie di simpang beng sirih, karena rasanya bikin kangen untuk kembali lagi.</div>

Bireuen, 9 Oktober 2018

****

# <center>Regards</center>

## <center>@albertjester</center>

****

 ![image](https://img.esteem.ws/suis6qj1l6.jpg)