***Jaringan pipa air bersih diledakkan, administratur Belanda dan pegawainya dirampok dan ditembak mati di Sawit Seberang. Masa-masa genting yang menerpa perkebunan Belanda.***
Kisah pengeboman, penyerangan dan perampokan itu bisa ditemukan dalam buku *Mededeling No. 35 Kroniek 1948-1949* yang diterbitkan *Oostkust van Sumatera Instituut* halaman 278 – 281. Kisahnya seperti kutipan di bawah ini.
*Lukisan awal mula industri dan perkebunan tebu Belanda/VOC di Hindia Timur [Sumber](PTPN_X)*
*In de nacht van 23 op 24 Mei wordt teen bomaanslag gepleegd op twe hoofdleidingen van de Aer Beresih op 6 km van de bron. De bom is onder een brug opgehangen en slat uit een der buisleidingen 30 cm weg, de andere is door deluchtdruk gabarsten.*
Pada tanggal 23 malam 24 Mei terjadi peledakan bom terhadap pipa utama Air Bersih 6 kilometer dari mata airnya. Bom itu digantungkan di bawah sebuah titi dan merobek pipa sepanjang 30 centi meter, sedang yang sebuah lagi pecah akibat tekanan udara.
*Binnen 24 uur is de schade hersteld, maar een maand later wordt op de zelfde plaats de aanslag herhaald en dit maal slaan uit beide buizen enkele meters stuk. Het houten wegdek van de bruk was tevens vernield, maar op nieuw is de waterleidingmij erin geslaagd, binnen 24 uur de vernieling te herstellen. Met zede aanslagen waren geen mensenlevens gemoeid.*
Dalam tempo 24 jam kerusakan dapat diperbaiki, tetapi sebulan kemudian terjadi lagi di tempat yang sama dan kali ini kedua pipa pecah beberapa meter. Lapis kayu dari titi juga mengalami kerusakan, juga dalam hal ini dapat diperbaiki perusahaan dalam tempo 24 jam. Pada penyerangan-penyerangan ini tidak ada korban jiwa manusia.
*Plantweg met droogschuren voor tabak [Sumber](Collectie_Tropenmuseum)*
*Maar in de nacht van 30 op 31 Mein vinden op Tjinta Radja bij Tanjoeng Poera de heren. A Amsler en E Schirmer resp administrateur en employe der onderneming door het rijden van hun jeep op een landmijn de dood. Nog geen week later, op 4 Juni heft of Sawit Seberang een roofmoord plaats. De here AM van der Veen, assistent, een OB-er, een krani, een arbaider en een kind, alsmede 5 andere inzittenden van een pick-up worden bij het rondbrengen van geld voor de uitbetaling der lonen beschoten met een Japanse brengun.*
Pada tanggal 30 malam 31 Mei telah mati administratur A Amsler dan E Schemmer karena melanggar ranjau sewaktu mengendarai jeep di Cinta Raja dekat Tanjung Pura. Tidak sampai seminggu kemudian pada tanggal 4 Juni terjadi pembunuhan sambil merampok di Sawit Seberang. Tuan AM van der Veen, seorang asisten, seorang OB, seorang krani, seorang buruh dan seorang anak dengan lima penumpang lainnya dari sebuah pick-up sewaktu mengantar uang gaji untuk dibayarkan telah mendapat tembakan dengan sebuah senapang Jepang.
*Kantor perkebunan Deli Tua masa Kolonial Belanda [Sumber](Collectie_Tropenmuseum)*
*Werden gewond. De bende, die de hinderlaag hal gelegd, ontkwam met het geld: de aanslag was gelukt en weer zinj en slacthoffer te betreuven. Terecht roep de heer Pruis, adminstrateur onderneming bij de begrafenis uit: “Kunnen wij nog doorgaan, is dat varentwoord tegenover on gezin? – Wie inmiddels wel doorgaan, dat dijn de benden.”*
Kelima orang tersebut dahulu mati seketika, yang lainnya mendapat luka-luka. Gerombolan yang melakukan penghadangan itu lari dengan uang tersebut. Serangan itu berhasil dan bertambah lagi jatuh korban. Tepat ucapan Tuan Pruis, administatur dari perkebunan tersebut: “Masih dapatkah kita terus dengan keadaan begini, dapatkah ini dipertanggungjawabkan kepada keluarha kita masing-masing? -- Dan yang harus bertindak adalah pihak gerombolan.”