https://newappaz.oss-accelerate.aliyuncs.com/wherein_images/post/20210606/5e84712253dd4f469c4235ea844b0850.jpg

https://newappaz.oss-accelerate.aliyuncs.com/wherein_images/post/20210606/5c0348973d454c43b5d90138f6ce02d6.jpg

https://newappaz.oss-accelerate.aliyuncs.com/wherein_images/post/20210606/9a604e6c210147b08eb0d1671859e05c.jpg

https://newappaz.oss-accelerate.aliyuncs.com/wherein_images/post/20210606/fd0c39d201f14d378cf069b791d5d0f0.jpg

https://newappaz.oss-accelerate.aliyuncs.com/wherein_images/post/20210606/76f40895961e469ea5e6dc9037879ebc.jpg

https://newappaz.oss-accelerate.aliyuncs.com/wherein_images/post/20210606/45c53febe0da4d20b8983058daad1be6.jpg

https://newappaz.oss-accelerate.aliyuncs.com/wherein_images/post/20210606/4966a335597e401d92ce27dc97104ffa.jpg



Salam Sehat Sahabat WhereIN. Semoga selalu dalam lindungan sang maha pelindung.

Ceritanya hari ini kami berbelanja kebutuhan anak-anak untuk satu bulan ke depan. Sudah menjadi rutinitas bagi kami setiap awal bulan tiba kami selalu berbelanja keperluan anak-anak, di kehidupan modern kita membutuhkan pempes sebagai popok bayi dahulu kala hanya dibentangi karpet sebagai alas tidur agar air kencing tidak tembus ke kasur, dan positifnya dengan adanya pempes ini membuat pekerjaan semakin praktis tidak banyak cucian bagi kaum hawa dan tidak membuat ribet ketika kita memasangnya, pertamanya pempes tidaklah dibuat dalam bentuk celana tetapi perekat saja tetapi karena kepraktisan adalah kemoderenan maka diciptakanlah yang lebih praktis. Harga pempes satu bisa dibilang lumayan menghabiskan biaya 1 pempes mencapai 1.500 rupiah atau kalau membeli eceran bisa mencapai 2.000 rupiah. Bayangkan saja kalau sang bayi mampu menghabiskannya 200 pempes perbulannya, harga yang lumayan bukan. Nah ada hal unik yang mungkin aku udik orangnya jadi belum pernah melihat rumput laut kering, dia berwarna hitam semacam tali rapia. tapi karena saya belum pernah melihatnya saya tunda dulu untuk membelinya.

Dan jikalau sang ibu tidak memiliki ASI (Air Susu Ibu) maka siap-siap merogoh kocek untuk harga susu yang lumayan juga. Dan di zaman dulu ketika sang ibu tak ada ASI maka sebagai ganti ASI ada yang memberikan air hasil dari memasak nasi, namun sekarang selain sudah ada susu, air menanak nasi pun sudah tidak ada lagi karena memasak menggunakan megigjar, luar biasa praktis sudah zaman now.

So, kembali lagi ke rutinitas kami, si Sulung dengan iseng menaiki troli untuk menaruh barang belanjaan, dia dengan bebas menaikinya, tetapi saya mengingatkan, kalau nanti di tegur scurity abg harus turun, ya. Setelah mengiyakan saya pun dengan hati-hati mendorong troli tersebut. Melihatnya sangat senang menaikinya karena biasanya ketika si bungsu kami ajak, si bungsu lah yang berada di dalam troli dan dia yang mendorongnya, padahal ketika si sulung masih kecil kami selalu menaruhnya dalam troli ketika belanja, ah, mana pulak dia ingat. Lalu ku biarkan dia dengan kesenangannya, dan kebebasannya berekspresi. 

Semoga kita selalu bisa mengapresiasi tindakan anak dan tidak lupa mengingatkannya akan resiko yang dihadapi ketika dia melakukan hal-hal yang di atas kewajaran.

Selalu bahagia dan jangan lupa bersyukur.
Salam, @jubagarang

[WhereIn Android] (http://www.wherein.io)