Short story: old bike bell (bel sepeda tua-IND) by moexyn19

View this thread on steempeak.com
· @moexyn19 · (edited)
$0.31
Short story: old bike bell (bel sepeda tua-IND)
Well steemit friend, today I will present a work of fiction for all of you. A story that tells about the bitterness of a life struggle. A story I wrote in Indonesian. Happy reading you are entertained. Do not forget to vote and follow me at @moexyn19.

"BEL SEPEDA TUA"
===============

 ![image](https://img.esteem.ws/rb3iw6f1ij.jpg)

“Kkrriingg... kkrriingg...!”.
       Suara itu terdengar begitu sederhana dan tak asing di telingaku ketika bel sepeda tua itu kutekan.
       “Sudah menjadi pondasi sarang laba-laba,” pikirku, ketika kulihat sepeda itu telah terbalut sarang laba-laba.
Sekilas ingatanku memutar balik pada sebuah kisah pahit yang telah berlalu enam tahun silam. Masih kuingat betul sosok lelaki paruh baya pemilik sepeda tua itu, tubuhnya yang kurus dan kulitnya yang kecoklatan, mungkin semua orang mampu menerka bahwa kisah hidupnya  sangat tidak menyenangkan.
       pagi itu, matahari baru sejengkal menampakkan sinarnya di ufuk timur, kulihat laki-laki itu bergegas pergi meninggalkan istri dan dua putranya yang masih belia. Setiap kali kakinya di ayunkan bersama gerak dayungan sepeda tuanya itu, sesekali suara bel sepeda tua itu terdengar.
       
'‘Tukang jahit sepatu keliling...tukang jahit sepatu keliling...!’'
       Dengan wajah gembira kulihat dia meneriakkan kata-kata itu, hingga kini aku tak pernah tau, apakah dia tak pernah bosan yang saban hari meneriakkannya.
Dia selalu mencoba menawarkan jasanya kepada setiap orang yang di jumpainya di jalanan, dengan upah tiga ribu rupiah perpasang waktu itu, menurutku bukanlah gaji yang pantas di terimanya. Namun tak pernah sekali pun kulihat dia pulang dengan wajah kecewa, walau terkadang dia membawa pulang  tangan kosong kepada keluarganya, tidak ada keluh kesah yang kuliat dengan pekerjaannya itu, walau tak sedikit orang yang menghinanya.
       "Dialah ayahku"
Ayah yang selalu berusaha menafkahkan kami dengan cucuran keringat dan air matanya hingga kini kami tumbuh dewasa. Aku tak pernah malu, apalagi mengeluh karena terlahir dari keluarga miskin, aku bangga punya ayah seperti dia walau hanya seorang penjahit sepatu, menurutku setidaknya ayah sudah berusaha.
       Kecuali kakaku, yang selalu mencaci-maki ibu dan ayah karena telah melahirkannya dari keluarga miskin.
       “Aku menyesal terlahir dari rahim ibu seorang pembantu dan ayah penjahit sepatu,”
       Kulihat kakak melontarkan kata-kata yang menurutku tak pantas kudengar waktu itu, dengan wajah yang memerah dan penuh benci, kulihat kakak memasukkan baju ke tas ranselnya, seperti yang kuduga, kakak akan pergi dari rumah.
Sebelum kakaki pergi ayah pernah mencoba melarangnya, namun teguran ayah hanya di anggap angin yang berlalu oleh kakak.
       Ibu mendekapku dengan erat, membelai kepalaku yang dari tadi menunduk tak mengerti dengan apa yan sedang kulihat, usiaku yang masih berumur sepuluh tahun, aku belum cukup mengerti dengan tingkah laku kakak waktu itu. Setetes air bening jatuh di atas ubun-ubun kepalaku.
      “Terasa hangat,” pikirku.
      Kulihat air mata ibu mengalir deras, namun tak ada isak tangis yang kudengar darinya, kutatap mata ayah yang dari tadi terdiam di depan pintu, ayah membalas tatapanku dengan lesu, ayah yang pulang sebentar untuk makan siang kembali pergi bekerja tanpa meninggalkan sepatah kata pun.
       Enam bulan berlalu tanpa kakak, namun tak ada hal yan berbeda di rumah, karena sebelum kakak pergi meninggalkan rumah, kakak jarang pulang, paling dua minggu sekali kakak pulang, aku tidak tau kakak kemana, mungkin dia menginap di tempat kawannya yang seperti pereman-pereman di Medan yang di ceritakan ayah itu, pernah beberapa kali kulihat kawan kakak yang berpakaian seperti anak band yang kulihat di TV rumah tetangga itu kerumah.
       Aku bisa merasakan betapa ibu sangat merindukannya, ketika kulihat ibu memeluk dan mencium baju kakak yang di sangkut di belakang pintu, entah kakak lupa membawanya atau kakak sengaja meninggalkannya di situ.
       Kulihat ayah yang terbaring lemas di ranjangnya, ayah yang sudah beberapa bulan sakit terpaksa harus berhenti bekerja, selama beliau sakit, akulah yang menggantikannya sebagai penjahit sepatu.
Tak jarang aku di caci maki orang-orang, mungkin karena kerjaku yang kurang rapi karena aku belum terbiasa, namun terpaksa kutelan cacian itu mentah-mentah demi bisa menggantikan ayah sebagai tulang punggung keluarga dan terpaksa aku harus berhenti sekolah demi kami bisa bertahan hidup, karena gaji ibu yang hanya bekerja sebagai tukang cuci tak akan mencukupi kebutuhan kami.
     Aku masuk ke kamar ayah, kupandang wajahnya yang putih pucat tak berdaya, matanya terpejam, hawa panas tubuhnya  membuat seakan aku tak ingin lama-lama memegang tubuh tuanya itu. Kulihat bibirnya yang pucat dan kering seolah mencoba membisikkan sesuatu, kuletakkan telingaku di mulutnya.
      “Fauzan…Fauzan..,”
      Dalam kondisinya yang hampir berhenti bernafas, kudengar ayah memanggil nama kakak dengan suara yang seakan tak terdengar, mungkin ayah sangat merindukan si buah hatinya itu, atau mungkin ayah ingin melihatnya yang terakhir kali.
       Kulihat bibir pucatnya mulai berhenti berbisik, kusentuh tubuhnya yang tadi suhunya melampau tinggi, sekarang menjadi dingin, sedingin es!.
Kekhawatiranku bertambah ketika kuletakkan tanganku di dadanya, namun tak ada degup jantung, kupegang nadinya, tak ada sedikit pun denyut, aku bingung, tidak tau apa yang harus akau lakukan, kucoba berteriak memanggil ibu yang dari tadi memasak bubur untuk ayah di dapur, ibu berlari ke arahku, kutatap mata ibu, namun ibu tak membalas tatapanku, ibu berlari ke arah tempat ayah terbaring, kulihat ibu meletakkan tangannya di hidung ayah, akun sudah menduga tidak akan ada hembusan nafas yang keluar dari hidung ayah, ibu menggoyang-goyangkan badan ayah beberapa kali, namun tidak ada yang berubah dari tubuh kakunya itu, tiba-tiba kuliat ibu menangis terisak-isak.
      “Innalillahiwainnailaihirajiun…”
      Kudengar kata itu terucap tak jelas dari ibu, mungkin karena ibu sangat sedih waktu itu.
      Kuberdiri mematung di sudut kamar, setiap senti kamar yang kulihat hanyalah kesedihan, tangisan, dan penderitaan yang mewakili setiap jiwa dalam gubuk derita itu. Kusadari ayah telah tiada, ayah telah pergi untuk selamanya. Kumenangis dalam pelukan ibu yang duduk di samping jenazah ayah. Bukan sekedar kepergian ayah yang aku tangisi, tapi aku bisa merasakan betapa ayah sangat merindukan kakak di detik-detik terakhir kehidupannya.
       Dengan semua perlakuan kakak, tapi sepertinya ayah tidak membencinya sedikit pun, karena menurut ayah itu pantas di terimanya karena ayah tidak mampu memberi kami kebahagiaan.
       “Tidak ada orang tua yang membeci anaknya Fauzi, mereka marah bukan karena benci, tapi karena mereka ingin mendidik dan membimbing kamu menjadi anak yang berguna di kehidupanmu kelak bagi nusa dan bangsa, anak-anak adalah titipan Allah jadi harus benar-benar di jaga,” kata ayah padaku sambil tersenyum ketika ayah menemani aku belajar sebelum ayah terbaring di tempat tdur beberapa bulan yang lalu.
      Hingga kini aku belum mengerti dengan apa yang dipikirkan kakak, dari pertama hari kematian ayah, sampai saat ini aku belum pernah melihat batang hidungnya, mungkin rasa benci telah mendarah daging dalam hidupnya.
       Terakhir beberapa bulan yang lalu kudengar kabar tentang kakak, kata orang-orang kakakku dan temannya telah di tangkap polisi karena kasus perampokan dan kakak juga bekerja sebagai kurir narkoba di kota Medan. Namun mengingat apa yang pernah di lakukan kakak pada ibu dan almarhum ayah, membuat aku seakan tak ingin melihatnya lagi, atau hanya sekedar untuk menanyakan kabarnya.
       Enam tahun tanpa almarhum ayah dan kakak kujalani bersama ibu, kami hanya bisa mengirimkan doa untuk ayah ketika kami merindukan kehadirannya di tengah-tengah kami lagi, dan aku berjanji pada ibu akan menjaga sepeda tua penggalan ayah itu sebagai bukti kami tidak akan pernah melupakan semua perjuangan pahit yang ayah lalui demi bisa melihat walau sedikit senyuman dari wajah kami ketika detik-detik terakhir dari kehidupannya.

Thanks for
@binjo
@minnowsupport
@khairamuliani
👍  , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,
properties (23)
post_id23,248,018
authormoexyn19
permlinkshort-story-old-bike-bell-bel-seoeda-tua-ind-692f9f7ebc0d5
categoryfictional
json_metadata"{"format": "markdown", "community": "esteem", "app": "steemit/0.1", "tags": ["fictional", "story", "indonesia", "steemit"], "users": ["moexyn19", "binjo", "minnowsupport", "khairamuliani"], "image": ["https://img.esteem.ws/rb3iw6f1ij.jpg"]}"
created2018-01-03 06:23:18
last_update2018-01-03 07:53:57
depth0
children5
net_rshares28,311,681,046
last_payout2018-01-10 06:23:18
cashout_time1969-12-31 23:59:59
total_payout_value0.274 SBD
curator_payout_value0.036 SBD
pending_payout_value0.000 SBD
promoted0.000 SBD
body_length8,162
author_reputation342,329,593,546
root_title"Short story: old bike bell (bel sepeda tua-IND)"
beneficiaries
0.
accountesteemapp
weight500
max_accepted_payout1,000,000.000 SBD
percent_steem_dollars10,000
author_curate_reward""
vote details (24)
@cheetah ·
Hi! I am a robot. I just upvoted you! I found similar content that readers might be interested in:
http://moexynsm2.blogspot.com/
properties (22)
post_id23,248,280
authorcheetah
permlinkcheetah-re-moexyn19short-story-old-bike-bell-bel-seoeda-tua-ind-692f9f7ebc0d5
categoryfictional
json_metadata{}
created2018-01-03 06:25:12
last_update2018-01-03 06:25:12
depth1
children1
net_rshares0
last_payout2018-01-10 06:25:12
cashout_time1969-12-31 23:59:59
total_payout_value0.000 SBD
curator_payout_value0.000 SBD
pending_payout_value0.000 SBD
promoted0.000 SBD
body_length129
author_reputation750,854,098,279,735
root_title"Short story: old bike bell (bel sepeda tua-IND)"
beneficiaries[]
max_accepted_payout1,000,000.000 SBD
percent_steem_dollars10,000
@moexyn19 ·
It's my blogspot.
properties (22)
post_id23,248,461
authormoexyn19
permlinkre-cheetah-201813t132634133z
categoryfictional
json_metadata"{"app": "esteem/1.5.0", "format": "markdown+html", "community": "esteem", "tags": ["esteem"]}"
created2018-01-03 06:26:36
last_update2018-01-03 06:26:36
depth2
children0
net_rshares0
last_payout2018-01-10 06:26:36
cashout_time1969-12-31 23:59:59
total_payout_value0.000 SBD
curator_payout_value0.000 SBD
pending_payout_value0.000 SBD
promoted0.000 SBD
body_length17
author_reputation342,329,593,546
root_title"Short story: old bike bell (bel sepeda tua-IND)"
beneficiaries
0.
accountesteemapp
weight500
max_accepted_payout1,000,000.000 SBD
percent_steem_dollars10,000
@minnowsupport ·
<p>Congratulations!  This post has been upvoted from the communal account, @minnowsupport, by Muchsin Alman from the Minnow Support Project.  It's a witness project run by aggroed, ausbitbank, teamsteem, theprophet0, someguy123, neoxian, followbtcnews/crimsonclad, and netuoso.  The goal is to help Steemit grow by supporting Minnows and creating a social network.  Please find us in the <a href="https://discord.gg/HYj4yvw">Peace, Abundance, and Liberty Network (PALnet) Discord Channel</a>.  It's a completely public and open space to all members of the Steemit community who voluntarily choose to be there.</p>

<p>If you would like to delegate to the Minnow Support Project you can do so by clicking on the following links: <a href="https://v2.steemconnect.com/sign/delegateVestingShares?delegator=&amp;delegatee=minnowsupport&amp;vesting_shares=102530.639667%20VESTS">50SP</a>, <a href="https://v2.steemconnect.com/sign/delegateVestingShares?delegator=&amp;delegatee=minnowsupport&amp;vesting_shares=205303.639667%20VESTS">100SP</a>, <a href="https://v2.steemconnect.com/sign/delegateVestingShares?delegator=&amp;delegatee=minnowsupport&amp;vesting_shares=514303.639667%20VESTS">250SP</a>, <a href="https://v2.steemconnect.com/sign/delegateVestingShares?delegator=&amp;delegatee=minnowsupport&amp;vesting_shares=1025303.639667%20VESTS">500SP</a>, <a href="https://v2.steemconnect.com/sign/delegateVestingShares?delegator=&amp;delegatee=minnowsupport&amp;vesting_shares=2053030.639667%20VESTS">1000SP</a>, <a href="https://v2.steemconnect.com/sign/delegateVestingShares?delegator=&amp;delegatee=minnowsupport&amp;vesting_shares=10253030.639667%20VESTS">5000SP</a>.  <strong>Be sure to leave at least 50SP undelegated on your account.</strong></p>
properties (22)
post_id23,259,931
authorminnowsupport
permlinkre-moexyn19-short-story-old-bike-bell-bel-seoeda-tua-ind-692f9f7ebc0d5-20180103t075538050z
categoryfictional
json_metadata"{"app": "cosgrove/0.0.2", "tags": ["fictional"]}"
created2018-01-03 07:55:36
last_update2018-01-03 07:55:36
depth1
children0
net_rshares0
last_payout2018-01-10 07:55:36
cashout_time1969-12-31 23:59:59
total_payout_value0.000 SBD
curator_payout_value0.000 SBD
pending_payout_value0.000 SBD
promoted0.000 SBD
body_length1,751
author_reputation104,981,098,086,561
root_title"Short story: old bike bell (bel sepeda tua-IND)"
beneficiaries[]
max_accepted_payout1,000,000.000 SBD
percent_steem_dollars10,000
@arthur.grafo ·
Six views of your post, but 23 votes. Are you surprised?

I wonder, why did you write the introduction in English? How would that help us understand what the story said? It would have been more honest to only post this one in your own language.

This is what is called 'clickbait', you made us think there is a story in English, just for us to click on your post.
>Well steemit friend, today I will present a work of fiction <b>for all of you</b>.

No you did not!
properties (22)
post_id23,707,470
authorarthur.grafo
permlinkre-moexyn19-short-story-old-bike-bell-bel-seoeda-tua-ind-692f9f7ebc0d5-20180105t093553996z
categoryfictional
json_metadata"{"app": "steemit/0.1", "tags": ["fictional"]}"
created2018-01-05 09:34:42
last_update2018-01-05 09:34:42
depth1
children1
net_rshares0
last_payout2018-01-12 09:34:42
cashout_time1969-12-31 23:59:59
total_payout_value0.000 SBD
curator_payout_value0.000 SBD
pending_payout_value0.000 SBD
promoted0.000 SBD
body_length464
author_reputation98,728,933,224,085
root_title"Short story: old bike bell (bel sepeda tua-IND)"
beneficiaries[]
max_accepted_payout1,000,000.000 SBD
percent_steem_dollars10,000
@moexyn19 ·
Thanks for your feedback and friend, you are a good friend. @arthur.grafo
👍  
properties (23)
post_id23,710,584
authormoexyn19
permlinkre-arthurgrafo-201815t165642668z
categoryfictional
json_metadata"{"app": "esteem/1.5.0", "format": "markdown+html", "community": "esteem", "tags": ["fictional"]}"
created2018-01-05 09:56:48
last_update2018-01-05 09:56:48
depth2
children0
net_rshares283,531,755
last_payout2018-01-12 09:56:48
cashout_time1969-12-31 23:59:59
total_payout_value0.000 SBD
curator_payout_value0.000 SBD
pending_payout_value0.000 SBD
promoted0.000 SBD
body_length73
author_reputation342,329,593,546
root_title"Short story: old bike bell (bel sepeda tua-IND)"
beneficiaries
0.
accountesteemapp
weight500
max_accepted_payout1,000,000.000 SBD
percent_steem_dollars10,000
author_curate_reward""
vote details (1)