According to the history of the ancient Pedir or Pidie Kingdom Pidie which has its own kingdom and sovereignty with territorial boundaries include Kuala batee to Kuala Ulim and now, it is a border Pidie Jaya with Bireun District.
In the book of *Tarikh Aceh and Nusantara* mentioned that the country of Pedir or Pidie is a prosperous country with rich of natural resources such as gaharu wood (sandalwood) limestone and other abundant natural resources such as pepper and cloves.
In the history of Portugal that mentioned in the Tarikh Aceh that in nearly 1500th century the kingdom of Pedir once conquered the kingdom of Aceh Besar, and within that time the two kingdoms are fighting each other's power until finally Pidie can be conquered by the king of Aceh Besar and put the guardian state (governor) in the Pedir region.
And among the king of the famous king of Pedir is Sultan Sulaiman Nur and his son Sultan Ma'ruf Syah are both buried in the village of Keulibeut Dayah Tanoh, Pidie.
Inside the complex of the graveyard of Sultan Pedir now we can only see one tomb that is still intact and is known it is the tomb of Sultan Ma'ruf Syah whose at the body of gravestones is filled by the carvings of suras Al Hashr, Surah Ali Imran Dan at Taubah
And on the other side of the tombstone is carved one of the carvings of Poetry from Cardoba's poem and sculpted with Arabic which means
*Being known that only this world mortal for this world one determination, the world is just like a nest of profit-knit, and really enough for you from him*
*O people who look for it just what fills you. How old you are so short and everything in it will die*.
And on the other side of the headstone is also sculpted Poet advice as follows
*death is a gate, all human will enter it. If I know what country is behind the gate, the land is the heaven of Adnin, if you make what God pleases, if it is not,, a hell*
Continued....
---
**INDONESIA**
Menurut riwayat pada zaman dulu kerajaan Pidie atau Pedir itu mempunyai kerajaan dan kedaulatannya sendiri dengan batas wilayah meliputi Kuala batee hingga ke Kuala Ulim kalau sekarang perbatasan Pidie Jaya dengan Kabupaten Bireun.
Didalam buku *Tarikh Aceh dan Nusantara* disebutkan bahwa negeri Pedir atau Pidie merupakan negara yang makmur dengan hasil hutan yang kaya seperti kayu Gaharu (cendana) batu kapur dan hasil alam yang melimpah lainnya seperti lada dan cengkeh.
Dalam riwayat Portugal disebutkan dalam buku Tarikh Aceh bahwa pada abad ke 1500 kerajaan Pedir pernah menaklukkan kerajaan Aceh Besar, dan dalam kurun waktu tersebut kedua kerajaan ini saling memperebutkan kekuasaan masing masing hingga akhirnya Pidie dapat ditakhlukkan oleh raja Aceh Besar dan menempatkan wali negara (gubernur) di wilayah Pedir.
Dan diantara raja raja Pedir yang terkenal adalah Sultan Sulaiman Nur dan anaknya Sultan Ma'ruf Syah keduanya dimakamkan di kampung Keulibeut Dayah Tanoh Kecamatan Pidie.
Di dalam kompleks makam Sultan Pedir ini sekarang kita hanya dapat melihat satu nisan yang masih utuh dan diketahui itu adalah makam Sultan Ma'ruf Syah yang badan nisan nya dipenuhi oleh pahatan surah Al Hasyr, Surah Ali Imran Dan at Taubah
Dan disisi lainnya dari nisan tersebut terpahat salah satu pahatan Syair dari penguasa Cardoba dan terpahat dengan bahasa Arab yang artinya
*ketahuilah hanya sanya dunia ini fana tiada bagi dunia ini satu ketetapan, dunia hanya ibarat sarang yang dirajut laba laba, dan sungguhlah cukup bagimu dari padanya*
*Wahai orang yang mencarinya sekadar apa yang dapat mengenyangkanmu. Betapa umurmu sangat singkat dan semua yang didalamnya akan mati*.
Dan di sisi nisan lainnya juga terpahat Syair nasehat sebagai berikut
*kematian adalah sebuah gerbang, semua manusia akan memasukinya. Andai kutahu negari apa dibalik gerbang,, negeri itu adalah syurga Adnin, jika kau buat apa yang di ridhai Tuhan, jika tidak pasti neraka*.
Bersambung....