Teringat dongeng yang dulu sering diceritakan oleh almarhumah ibu tentang ***Harta tak terhingga dan sebidang tanah***.
***
Alkisah di sebuah desa hiduplah seorang laki-laki tua dan 3 orang putranya.
Untuk menghidupi keluarganya, laki-laki tua itu hanya bertani di sebidang tanah yang ia miliki. Walaupun tidak begitu luas, namun hasil yang diperoleh dari bertani di tanah tersebut selalu bisa mencukupi kebutuhan keluarga.
Tahun demi tahun berlalu, laki-laki itu bertambah tua dan sakit-sakitan.
Hingga pada suatu hari, petani tua itupun merasa bahwa umurnya tidak lama lagi.
Laluia pun berpesan kepada ke 3 putra nya bahwa ia tidak memiliki apapun untuk diwariskan kepada anak-anaknya kecuali sebidang tanah yang biasa ia pakai untuk bertani. Pak tua itu berkata bahwa sebidang tanah tersebut hendaklah dibagi menjadi tiga bagian, dan masing-masing putra nya mendapatkan satu bagian. Pak tua itu pun menjelaskan bahwa pada setiap bagian tanah memiliki harta yang tak terhingga.
Setelah petani tua itu wafat, anak sulungnya membagi sebidang tanah menjadi 3 bagian, dan ke 2 adiknya pun masing-masing mendapatkan 1 bagian.
Si sulung teringat akan wasiat ayahnya bahwa dalam setiap bagian tanah memiliki harta yang tak terhingga. Lalu ia pun menggali tanah bagian miliknya untuk mendapatkan harta.
Setelah ia lama menggali, dari hari ke hari, minggu bahkan bulan, tak juga ia temukan harta yang seperti dikatakan oleh almarhum bapak nya. Lalu ia pun memerintahkan adiknya yang ke 2 untuk coba menggali bagian tanah miliknya. Sama seperti kakak sulungnya, putra ke 2 petani tua itupun mendapatkan hasil yang nihil.
Lalu putra sulung dan putra ke 2 petani tersebut kesal, mereka mengumpat dan marah sambil berucap;
"bapak sudah membohongi kita, tidak ada satu pun harta di dalam tanah ini, untuk apa kita tinggal dikampung ini lagi dengan tanah yang tidak ada apa-apa nya".
Lalu mereka dengan rasa kesal dan marah pergi meninggalkan kampung halaman dan memberikan semua bagian tanah milik mereka kepada adik bungsu nya.
Si bungsu tertegun, memikirkan apa yang akan ia perbuat sendirian tanpa kedua kakak nya.
Ia pun teringat akan almarhum ayah nya yang dulu bersusah payah menjadi petani demi menghidupi keluarga.
Lalu ia pun merapikan kembali tanah bagian kakak-kakak nya yang sudah di gali, dan mulai mengaturnya untuk kemudian di tanami dengan berbagai macam tanaman sayur dan buah, sedangkan bagian tanah miliknya akan dia gunakan untuk memelihara beberapa hewan ternak.
Hari demi hari, minggu berganti bulan, dan begitu seterusnya. Hasil tanaman sudah membuahkan hasil, beberapa tanaman sudah siap di panen dan di jual ke pasar.
Hewan ternak pun sudah mulai berkembang biak.
Si bungsu medapatkan keuntungan yang lumayan besar dari hasil kebun dan hewan ternak nya.
Si bungsu kembali teringat akan pesan bapaknya, bahwa pada setiap bagian tanah memiliki harta yang tak terhingga.
Si bungsu akhirnya mengerti akan wasiat bapaknya. Bahwa tanah itu harus di olah, tidak boleh di diamkan.
Ketekunan dan kesabaran mengelola tanah peninggalan bapak nya telah membuahkan hasil, bahkan menjadi harta tak terhingga jika terus menerus di kelola dengan baik.
***Pesan moral:***
>Bersungguh-sungguh dalam berusaha dengan ikhlas sabar dan tidak putus asa, mudah-mudahan akan mencapai hasil yang maksimal.
Selamat malam dan selamat beristirahat.
***
Diceritakan kembali oleh @yuslindwi
